Muammar Qadhafi pada awal kekuasaannya di Libya –sesudah menggulingkan pemerintahan Raja Sanusi pada 1977– disanjung seluruh dunia, bahkan menjadi hero terutama di negara-negara Islam dan Dunia Ketiga, karena keberaniannya mengatakan “no” kepada Amerika Serikat (AS).
Kelantangannya menantang Amerika dan Barat ketika itu disebabkan negara komunis seperti Uni Soviet berdiri dibelakangnya. Setelah Uni Sovet runtuh singa Afrika Utara itu bagaikan tercabut taring.
Ketika tentara Rusia menaklukkan bumi Afghnistan dan melakukan kezaliman ke atas umat Islam di sana, Libya memihak Rusia. Dan berapa banyak bantuan yang pernah diberikan Libya untuk rakyat Palestina?
Qadhafi sosok yang dikenal ta’assub (fanatik) dengan sistem sosialis gayanya sendiri. Sistem itu dijadikan sebagai dasar pemerintahan negara Libya dan kini sudah berusia 42 tahun.
Keta’asubban yang mendalam membuat beliau tampak tidak bersahabat dengan Islam. Selama pemerintahannya beliau menghumban ke penjara ribuan ulama dan pemimpin gerakan Islam, bukan hanya dikalangan Al Ikhwan al Muslimun Libya, tetapi ulama dan pemimpin lain yang ingin menegakkan kebenaran dan keadilan.
Sikap Qadhafi dengan Islam bisa dilihat dalam “Buku Hijau” (kitabul akhdar) diperkenalkan 1977 yang kemudian menjadi panduan pemerintahannya sangat mengelirukan.
Ditulis sendiri olehnya tanpa sepatah pengantarpun menyebut nama Allah SWT, Rasulullaah saw dan al- Quran serta hadis. Persepsinya pada Islam tersangat rendah. Bahkan dalam “Buku Hijau” muka surat 130 bab olah raga, Qadhafi mengungkapkan: “Sesungguhnya olah raga itu samalah seperti shalat.
Walaupun demikian tidak dinafikan, banyak organisasi-organisasi Islam di seluruh dunia yang dibantu olehnya. Ia juga membiayai membangun masjid-masjid, gedung-gedung dan sebagainya.
Juga membantu gerakan-gerakan di negara yang umat Islam menjadi minoritas, tapi itu berlaku pada tahun-tahun awal pemerintahannya. Mungkin disebabkan tindakannya itu makanya Qadhafi sangat dibenci Amerika Serikat (AS) dan Barat sehingga menganggapnya sebagai lelaki gila dan harus dibunuh.
Menganggap dia “gila” juga memang ada kewajaranya, karena tidak ada pemimpin dunia yang waras sanggup menggunakan pesawat pengebom melawan pemberontak, yang masih merupakan rakyatnya sendiri. Namun Qadhafi sanggup melakukannya dengan alasan ‘pengkhianat-pengkhianat itu adalah anjing Amerika’.
Karena dianggap dzalim kepada rakyatnya itulah sehingga ulama terkenal, Dr Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi menyeru siapa saja juga termasuk tentera Libya supaya membunuhnya.
Nur Aminah-Rossem
Malaysia