Hidayatullah.com–Uni Eropa dapat menghindari hampir empat juta kasus kanker baru pada tahun 2050 jika memenuhi targetnya untuk mengurangi konsumsi tembakau dan alkohol serta menanggulangi polusi udara dan obesitas, menurut sebuah studi gabungan baru oleh Komisi Eropa dan OECD.
Studi yang diterbitkan pada hari Senin menunjukkan bahwa sekitar tiga juta kasus kanker baru dapat dihindari jika negara-negara anggota berhasil mencapai target untuk mengurangi konsumsi tembakau dan alkohol, sementara sekitar satu juta kasus tambahan dapat dihindari dengan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memerangi polusi udara dan obesitas.
Menurut Sistem Informasi Kanker Eropa, pada tahun 2022 tercatat hampir tiga juta kasus kanker baru terdiagnosis di Uni Eropa, dengan peningkatan tahunan sebesar 500.000 kasus diperkirakan terjadi pada tahun 2040.
Pada tahun 2021, 1,15 juta orang meninggal karena kanker, yang merupakan penyebab kematian terbesar kedua di Uni Eropa setelah penyakit kardiovaskular.
Studi menunjukkan bahwa 40% kematian akibat kanker di Uni Eropa pada tahun 2021 terkait dengan faktor risiko perilaku dan lingkungan yang diketahui, seperti tembakau, alkohol, dan pola makan yang tidak sehat.
Meskipun tingkat konsumsi tembakau telah menurun di sebagian besar Negara Anggota, tembakau tetap menjadi penyebab utama kanker di UE, yang mencakup sekitar 20% dari semua kematian terkait kanker.
Proporsi perokok di Uni Eropa turun dari 22% pada tahun 2012 menjadi 18% pada tahun 2022, dengan Islandia mencatat tingkat terendah sekitar 6%, sementara Bulgaria berada di puncak dengan 29%.
Dalam hal konsumsi alkohol, sembilan negara mengalami penurunan 10% atau lebih, sementara tujuh negara mencatat peningkatan dengan persentase yang sama.
Pada tahun 2021, Uni Eropa menyampaikan rencananya untuk memerangi kanker, yang bertujuan untuk mencapai “generasi bebas tembakau” pada tahun 2040, mengurangi penggunaan tembakau hingga 30% pada tahun 2025, dan mengurangi proporsi perokok hingga 5% dari populasi UE.
Akan tetapi, beberapa tindakan, khususnya yang terkait dengan penggunaan tembakau, ditunda dari tanggal yang dijadwalkan semula.
Studi tersebut menunjukkan bahwa negara-negara UE menghabiskan rata-rata 6,1% dari anggaran kesehatan mereka untuk kebijakan pencegahan pada tahun 2021, tetapi sebagian besar uang itu digunakan untuk vaksinasi dan alat pelindung diri, bukan untuk inisiatif kesehatan masyarakat komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum.*