Hidayatullah.com– Sebuah perusahaan pembuatan kapal di Australia meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai kapal bertenaga baterai terbesar di dunia.
Incat, perusahaan yang berbasis di Tasmania, membuat kapal tersebut – yang diberi nama Hull 096 – setelah dikontak oleh Buquebus, operator kapal feri di Amerika Selatan, untuk membuat kapal yang berlayar antara ibu kota Argentina, Buenos Aires, dan Uruguay.
Meluncurkan kapal tersebut di Hobart pada hari Jumat (2/6/2025), pihak perusahaan mengatakan kapal itu sepenuhnya digerakkan oleh tenaga listrik dari baterai. Kapal sanggup membawa sampai 2.100 penumpang dan 225 kendaraan menyusuri perairan River Plate, yang juga merupakan batas alam wilayah Argentina dan Uruguay.
“Kami sudah membangun kapal-kapal unggulan dunia di sini di Tasmania selama lebih dari empat dekade, dan Hull 096 merupakan proyek paling ambisius, paling kompleks dan paling penting yang pernah kami garap,” kata Robert Clifford, chairman Incat, seperti dilansir The Guardian.
Clifford berharap Incat sebanyak mungkin kapal sejenis untuk pasar global, baik di Australia maupun di luar negeri.
Incat mengatakan dengan panjang 130 meter, Hull 096 bukan saja menjadi kapal listrik terbesar di dunia, tetapi juga kedaraan bertenaga listrik terbesar yang pernah dibuat.
Kapal dilengkapi dengan lebih dari 250 ton baterai dan memiliki kapasitas terpasang 40 megawatt-hours. Sistem penyimpanan energinya memiliki kapasitas empat kali lebih besar dibandingkan instalasi kendaraan maritim yang ada sebelumnya.
“Hull 096 menunjukkan bahwa solusi transportasi rendah emisi tidak hanya mungkin, bahkan alat transportasi itu sudah ada sekarang,” kata pimpinan eksekutif Incat, Stephen Casey.
Industri pelayaran global menyumbang 3% emisi tahunan dunia, menurut United Nations Conference on Trade and Development.
Dr Liam Davies, seorang dosen bidang perencanaan perkotaan dan keberlanjutan di RMIT University, mengatakan bahwa oleh karena kapal baru itu dipergunakan sebagai kapal feri reguler yang bolak-balik menyusuri rutenya, maka bisa menjadi “contoh kasus yang baik” guna memantau seberapa efektifnya elektrifikasi di industri pelayaran.*