Hidayatullah.com – Sedikitnya 40 warga Uighur telah dideportasi ke China meski ancaman penyiksaan dan kematian membayangi mereka.
Menurut BBC, puluhan orang etnis Uighur itu telah diterbangkan ke wilayah Xinjiang, China pada Kamis setelah 10 tahun berada di sebuah pusat penahanan di Bangkok.
China diyakii melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kemungkinan genosida terhadap penduduk Uighur dan kelompok etnis Muslim lainnya di wilayah barat laut Xinjiang. Beijing membantah semua tuduhan tersebut.
Ini adalah pertama kalinya Thailand mendeportasi warga Uighur sejak tahun 2015.
Deportasi ini dilakukan secara tertutup setelah adanya kekhawatiran serius dari Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Media Thailand melaporkan bahwa sejumlah truk, beberapa di antaranya dengan jendela gelap, meninggalkan pusat penahanan imigrasi di Bangkok pada Kamis dini hari.
Beberapa jam kemudian, melalui Flightrader24 terlihat sebuah penerbangan maskapai China meninggalkan Bangkok menuju Xinjiang.
Pemerintah Thailand mengungkapkan memutuskan mendeportasi warga Uighur karena tidak ada negara ketiga yang menawarkan diri menampung mereka, dan merasa tidak benar menahan mereka.
Delapan orang Uighur masih berada di Thailand, termasuk lima orang yang sedang menjalani hukuman penjara atas kejahatan yang mereka lakukan selama berada dalam tahanan.
Sementara Beijing mengatakan bahwa 40 imigran gelap asal China telah dipulangkan dari Thailand, namun menolak untuk mengkonfirmasi bahwa mereka adalah orang Uighur.
“Pemulangan tersebut dilakukan sesuai dengan hukum China dan Thailand, hukum internasional dan praktik internasional,” kata kementerian luar negeri.*