Pasukan CIA dan pasukan operasi khusus pasukan penjajah yang memburu Saddam hingga hari ini tidak mendapatkan apapun. Termasuk petinggi Parti Baath, para pemimpin Pengawal Republik, pasukan dan pejabat tinggi pemerintahan itu. Tidak nampak bayang-bayang seorang pun pemimpin Iraq di mana-mana,” kata juru bicara AS yang dikutip Washington Post (WP), Kamis, (10/4). Tiba-tiba semua komunikasi terhenti dan anggota rejim tidak datang bekerja,” kata pegawai itu kepada WP. Malah Menteri Penerangan Iraq, Mohammed Saeed Al-Sahaf yang muncul setiap hari sejak perang dilancarkan tidak berada di tempatnya. Begitu juga Naib Presiden Iraq, Taha Yassin Ramadan, Tareq Aziz, Menteri Pertahanan, Sultan Hashim dan Menteri Luar, Naji Sabri. Para pejabat militer AS mengatakan, mereka meyakini beberapa pemimpin Iraq itu telah pergi ke Tikrit untuk memberi perlawanan terakhir dan yang lain melarikan diri ke Siria, lapor WP. Pemimpin oposisi Iraq, Kongres Kebangsaan Iraq (INC), Ahmad Chalabi mengatakan pada televisi CNN semalam, menurutnya dia mendapatkan bukti dari sumbernya di di Iraq bahwa Saddam dan kedua anaknya, Uday dan Qusay terselamatkan dalam serangan bom itu dan berada di sebuah tempat di timur laut Baghdad ketika pasukan-pasukan AS tiba dan menguasai ibu kota tersebut. Jika Saddam, para pengawal setianya, termasuk pejabat penting lainnya masih hidup, dimungkinkan sedang berlindung di tanah kelahirannya di Tikrit, kata WP. Dan jika benar pernyataan WP ini, kemungkinan Saddam kembali adalah sangat besar.