Sabtu, 27 Agustus 2005
Hidayatullah.com–Kepada jaringan radio Southern Cross, dua hari lalu, Howard mengatakan, pemerintah berhak mengetahui kegiatan setiap komunitas Islam di Australia, untuk mencegah munculnya radikalisme dan terorisme, alasannya.
"Kami berhak mengetahui apakah ada di setiap komunitas Islam, khotbah yang mendorong terorisme, atau tempat yang aman untuk terorisme dalam komunitas tersebut?" kata Howard.
Pernyataan Howard itu dikeluarkan, setelah Selasa lalu dirinya bertemu dengan 14 pemuka agama Islam, di Gedung Parlemen Australia di Canberra. "Di sini ada kecemasan," katanya. Padahal, dia sendiri mengatakan hanya sekelompok kecil dalam komunitas Islam, bisa menjadi sumber terorisme.
Selain Howard, sejumlah pejabat penting Australia juga mulai menunjukkan bentuk kurang ramah dengan Islam.
Menteri Pendidikan, Brendan Nelson dan Menteri Kewarganegaraan, John Cobb mengatakan akan bertemu dengan para ulama untuk menindaklanjuti hasil pertemuan Howard Selasa lalu itu. Nelson menegaskan, setiap Muslim yang tidak bersedia menerima nilai-nilai lokal harus meninggalkan Australia.
Sikap lebih keras muncul dari Menteri Keuangan, Peter Costello. Dia berjanji akan mengusir ulama meninggalkan Australia, jika mereka tak mau menerima nilai-nilai demokrasi, masyarakat sekuler, dan kesederajatan perempuan.
"Negara ini didirikan atas demokrasi dan berdasar konstitusi. Kami negara sekuler," katanya kepada ABC. "Jika itu semua bukan nilai-nilai Anda, jika Anda ingin sebuah negara dengan dasar syariah atau negara teokratis, Australia bukan untuk Anda," kata Costello.
Ketua Partai Buruh yang beroposisi, Kim Beazley, juga menyerukan agar pemerintah menghentikan sumbangan kepada madrasah..
"Partai kami melihat, sumbangan untuk madrasah juga harus mampu menjaga agar murid tetap tidak diberikan pengajaran ekstremis," kata Beazley.
Sikap Howard itu mendapat tentangan dari Jaringan Advokasi Hak-hak Muslim Australia (AMCRAN). Ketua AMCRAN, Waleed Kadous mengatakan, pemerintah semestinya tidak perlu mematai-matai masjid atau madrasah, tetapi perlu membangun hubungan yang baik.
"Saya tidak bisa memahami, dia (Howard) mengeluarkan instruksi keras seperti itu. Sejujurnya, dia bisa berkomunikasi dengan anggota komunitas (Muslim)," kata Kadous kepada AP.
Menurut Kadous sikap keras pemerintah hanya akan membuat sebagian kelompok Muslim semakin terisolasi, dan ini akan mempersulit kerja sama antara pemerintah dengan komunitas Islam. Setelah pertemuan dengan John Howard, Selasa lalu, para ulama Australia mengeluarkan 14 butir pernyataan yang mengutuk ekstremisme serta terorisme. Para ulama juga menyatakan loyal terhadap negara
Sikap buruk Australia dengan Islam bukan hal baru. Sebelumnya, lembaga intelejen negara itu pernah seenaknya menggeladah rumah-rumah keluarga muslim tanpa alasan. Kali ini, tindakan Howard dilakukan karena ketakutan menyusul serangkaian bom yang menyerang London, Juli lalu. (ap/sk/hid/cha)