Hidayatullah.com—Selama 13 tahun, mantan presiden Republik Srpska pertama, Radovan Karadzic, yang didakwa melakukan pembersihan etnis Muslim Bosnia ditangkap dalam sebuah penyamaran di dekat Kota Beograd.
Selama dalam penyamaran, Karadzic bekerja sebagai dokter. Demikian dilansir Reuters, Rabu (23/7), yang dikutip dari keterangan pejabat Serbia.
Penangkapan tersebut sebenarnya terjadi pada Jumat (18/7), dan ditahan di sebuah tempat, sebelum akhirnya diumumkan pada Senin (21/7). Karadzic dianggap bertanggung jawab melakukan pembantaian massal lebih dari 8000 etnis Muslim Bosnia di Kota Srebrenica tahun 1995.
Ia menjadi salah satu penjahat perang Balkan yang paling terkenal sejak almarhum Presiden Serbia, Slobodan Milosevic dikirim ke ke pengadilan kejahatan perang PBB di Den Haag dengan tuduhan melakukan genosida tahun 2001 dan kini hanya menyisakan dua tersangka besar lainnya.
Dalam wajah baru, Karadizc yang kini berusia 63 tahun dan tampak lebih kurus dengan cambang yang panjang dan berwarna putih perak, rambut beroak, dan kacamata tebal.
"Ia sangat bahagia dan bebas berjalan ke mana-mana di seluruh sudut kota," demikian kata penuntut umum dari penjahat perang Serbia, Vladimir Vukcevic, kepada reporter. Bahkan, pemilik rumah yang disewa oleh Karadzic tidak mengenalinya samasekali.
Karadzic bekerja sebagai dokter di sebuah klinik pribadi dan bekerja sebagai ahli pengobatan alternatif dengan nama Dragan Dabic.
Selain itu, ia menggunakan kacamata tebal, rambut panjang berwarna putih keperakan, dan dicurigai sebagai salah satu cara Karadzic menyembuyikan identitas dirinya.
"Ia juga menggunakan dokumen palsu dengan nama Dragan Dabic," kata Rasim Rasim Ljajic, penghubung Serbia dengan pengadilan kejahatan perang di Den Haag, Belanda.
"Ia dengan sangat meyakinkan menyembunyikan identitas dirinya dan bekerja sebagai dokter ahli pengobatan alternatif di sebuah klinik privat," jelasnya.
Alamat terakhir yang diperoleh oleh tim pengintai adalah di Beograd Baru, di sebuah gedung padat penghuni yang tentu saja tak bisa dikenali. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]