Hidayatullah.com–Setelah Mahkamah Tinggi melakukan pembekuan atas kesepakatan antara pihak pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), yang membolehkan umat Islam Mindanao memiliki pemerintahan otonom mencakup semua wilayah Mindanao Selatan.
Pihak militer mengatakan bahwa para pejuang Islam Moro melakukan penyerangan terhadap posisi mereka dengan mortar.
Sumber itu menyebutkan bahwa para pejuang Moro melakukan serangan gencar terhadap pihak militer yang berpusat di Midsayap, yang berada di propinsi Cotabato Utara.
Gulinto Ando dari militer mengatakan,”MILF menembakkan sekitar 10 mortar ke posisi militer, dan kami membalas ke posisi mereka akan tetapi belum ada korban jiwa”.
Sebagaimana diketahui, rencananya, pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) akan menandatangani perjanjian tersebut, Selasa (5/8) hari ini di Malaysia.
Akan tetapi, rencana itu menimbulkan protes dan desakan dari kelompok politisi Katolik. Sehingga Mahkamah Agung Filipina, hari Senin (4/8), membatalkan penandatanganan perjanjian tersebut. [alam/tho/hidayatullah.com]