Hidayatullah.com–Sekitar 58% pria terpidana kasus perkosaan dan percobaan perkosaan lima tahun terakhir di Swedia adalah orang yang dilahirkan di luar negeri, menurut data stasiun TV nasional STV.
Lembaga penyiaran publik itu mengatakan sudah menghitung semua vonis pengadilan guna memberikan gambaran yang lengkap, lapor BBC.
Dalam program Mission Investigation yang disiarkan hari Rabu (22/8/2018) itu, SVT mengatakan bahwa jumlah total pelaku pemerkosaan selama 5 tahun terakhir mencapai 843. Dari jumlah itu 197 orang berasal dari Timur Tengah dan Afrika Utara, serta 45 orang dari Afghanistan.
Baca: Mahasiswi Pertukaran Pelajar Asal Indonesia di Belanda jadi Korban Perkosaan
Pada tahun 2015 di masa puncak krisis pengungsi, Swedia menampung sekitar 160.000 migran –terbanyak perkapita dibanding negara Uni Eropa lain. Saat itu kasus pemerkosaan yang dilaporkan oleh korban ke petugas menurun 12% dibanding tahun sebelumnya.
Baca: Swedia: Hubungan Seks Tidak Suka Sama Suka Berarti Perkosaan
STV melaporkan bahwa dalam kasus-kasus di mana korban tidak mengenal pemerkosanya, proporsi pelaku yang merupakan kelahiran luar negeri lebih dari 80%.
Pada bulan Mei, Swedia mengubah undang-undangnya guna memasukkan hubungan seksual tidak suka sama suka sebagai tindak kriminal perkosaan. Sebelum UU itu diubah, jaksa harus membuktikan dalam kasus yang ditanganinya terjadi tindakan kekerasan oleh pelaku terhadap korban, atau korban dieksploitasi dalam kondisi tak berdaya.
Imigrasi dan kriminalitas adalah dua isu besar dalam kampanye pemilu di Swedia yang akan digelar pada 9 September.*