Hidayatullah.com–Vatikan telah menerima pengunduran diri Uskup Irlandia yang dituduh salah urus kasus pastor pedofil di Keuskupannya.
Uskup John Magee dari Cloyne, yang sebelumnya berdinas sebagai sekretaris untuk tiga Paus, berhenti dari tugas-tugas administratif setahun lalu. Ia mengajukan pengunduran diri kepada Paus Benediktus awal bulan ini.
Magee yang berusia 73 tahun dituduh dalam sebuah laporan pemerintah Irlandia 2009, salah urus kasus dua pastor Cloyne yang dituduh melakukan pelecehan seksual.
Dalam pernyataan Rabu, Magee minta maaf “kepada mereka yang saya kecewakan …lewat kekhilafan.” Ia juga minta diampuni.
Laporan Pemerintah Irlandia yang menuduh Magee itu diterbitkan November dan menuduh Gereja secara teratur menutup-nutupi kasus-kasus pelecehan seksual.
Empat Uskup Irlandia yang sedang diselidiki secara resmi karena salah urus kasus pelecehan seksual, juga mengajukan pengunduran diri mereka.
Hanya Minta Maaf
Sebelumnya, Paus Benediktus secara resmi mengirim surat permintaan maaf minggu lalu kepada warga Irlandia atas kasus skandal seks yang melibatkan kalangan gereja.
Surat pastoral setebal delapan halaman yang khusus menyinggung masalah skandal dan krisis di gereja Irlandia itu, menerobos tabu di lingkungan Vatikan. Selama ini, surat semacam itu dikategorikan sebagai surat rahasia, yang hanya boleh dilihat oleh mata para uskup.
Walaupun Paus menulis surat itu dengan setulus hati, namun banyak pihak–terutama korban dan keluarganya–merasa tidak puas. Banyak hal tidak disinggung dalam surat tersebut.
Paus jelas menyebut skandal di gereja Irlandia sebagai “perbuatan dosa dan kriminal.” Tapi tidak menyinggung tentang sanksi bagi para pelakunya. Tidak juga sanksi bagi 28 uskup Irlandia yang memimpin gereja. Dan tidak pula melaporkan mereka kepada polisi.
Dia menyerukan pemulihan, perbaikan, dan pembaruan dalam gereja Irlandia. Tapi resep penyembuhannya, hanyalah lebih banyak berdoa.
Surat permintaan maaf Paus Benediktus XVI itu ditujukan khusus hanya kepada umat Katolik di Irlandia. Padahal, pelanggaran seks yang dilakukan oleh para rohaniwan bertebaran di seluruh dunia.
“Saya menilainya sebagai penipuan, karena kita tahu bahwa ini adalah masalah global dan sistemik yang terjadi di gereja seluruh dunia,” kata Colm O’Gorman, salah seorang pendiri perkumpulan para korban, yang ketika remaja juga pernah mengalami pelecehan seksual oleh seorang pastor di Irlandia pada awal tahun 1980-an. [voanews/hid/hidayatullah.com]