Hidayatullah.com–Alex W mulai disidang pada Senin (26/10). Sebanyak 200 orang polisi disiagakan menjaga jalannya persidangan di Pengadilan Kota Dresden, Jerman.
Jaksa penuntut mengatakan bahwa Alex W, yang menikam Al-Sherbini sedikitnya 16 kali dalam waktu 3 menit pada 1 Juli lalu itu, disidangkan dalam ruangan yang sama, tempat ia menikam wanita Mesir tersebut.
Media Jerman melaporkan bahwa Alex duduk di kursi terdakwa dengan perlindungan kaca antipeluru. Hal itu dilakukan karena ia mendapat banyak ancaman pembunuhan.
Pria Jerman kelahiran Rusia berusia 28 tahun itu adalah anggota neo-Nazi. Ketika kasus kekerasan verbal yang dilakukannya terhadap Al-Sherbini disidangkan, ia menusuk wanita yang sedang hamil 3 bulan itu dengan pisau dapur sepanjang 18 cm.
Al-Sherbini ditusuk secara membabi-buta di dada, punggung, dan lengan. Ia akhirnya tewas di ruang sidang dengan disaksikan putranya yang berusia 3 tahun.
Jaksa mengatakan, motif pembunuhan itu adalah “kebencian atas orang non-Eropa dan Muslim yang diucapkan.”
Alex juga dituntut atas percobaan pembunuhan kepada suami Al-Sherbini, Okaz, yang berusaha menolong istrinya ketika peristiwa itu terjadi.
Wartawan Al-Jazeera di Dresden melaporkan bahwa masyarakat Jerman banyak yang terkejut karena tidak adanya petugas keamanan di ruang sidang ketika kasus kekerasan verbal oleh Alex terhadap Al-Sherbini disidangkan.
Kasus yang menyangkut penghinaan terhadap etnis dan agama seseorang biasanya mendapatkan penjagaan ekstra dari petugas keamanan pengadilan. Namun, entah kenapa dalam kasus itu tidak ada petugas yang berjaga di ruang sidang, sehingga petugas baru datang setelah kejadian penusukan itu terjadi beberapa menit lamanya.
Pemerintah Mesir pada hari Ahad mengatakan bahwa mereka ingin agar pelaku mendapatkan hukuman maksimal.
Menurut Menteri Luar Negeri Mesir, keluarga Al-Sherbini akan datang ke Dresden sebagai pendamping-penggugat dengan didampingi oleh pengacara yang disewa oleh pemerintah.
Media Jerman bereaksi sangat lambat atas peristiwa serangan yang mengejutkan dunia itu. Hal tersebut menimbulkan kecaman dari seluruh dunia, terutama Muslim, yang ditujukan kepada negara bekas pimpinan Hitler itu.
Untuk meredam kritikan yang muncul, Kanselir Jerman Angela Merkel akhirnya menghubungi Husni Mubarak menyampaikan belasungkawa.
Ribuan orang berkumpul di Dresden untuk mengenang Al-Sherbini. “Banyak orang di luar Jerman yang melihat ke Dresden dan berharap bisa melihat pembunuh itu dihukum,” kata Nabil Yacoub dari Dewan Imigran Dresden kepada AFP. [di/aj/hidayatullah.com]