IMAM IZZUDDIN BIN ABDISSALAM saat ditangkap di Al Quds oleh penguasa Syam Sultan Shalih Ismail dikurung dalam sebuah tenda yang dijaga ketat banyak pasukan. Saat itu pula Sultan Shalih Ismail mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Frank Kristen.
Di saat pertemuan berlangsung, suara Imam Izzuddin yang melantunkan bacaan Al Qur`an terdengar hingga sampai ke telinga para penguasa itu, hingga Sultan Ismail mengatakan kepada para penguasa Kristen, “Apakah kalian mendengar seorang syeikh membaca Al-Qur`an?” Mereka serempak menjawab,”Iya”.
Shalih Ismail menjelaskan lalu menjelaskan,“Dia adalah pendeta tertinggi umat Islam. Aku sengaja mengurungnya karena ia menentangku menyerahkan benteng-benteng umat Islam kepada kalian. Aku pecat ia dari tugasnya sebagai khatib di Damaskus. Kemudian kuusir, hingga ia datang ke Al Quds. Aku menangkapnya dan menahannya kembali untuk kalian.”
Namun para penguasa Kristen itu justru menjawab,”Kalau seandainya orang itu adalah pendeta kami, maka kami akan cuci kakinya dan kami minum air sisa cuciannya” (lihat, Thabaqat As Syafi’iyah Al Kubra, 8/244).
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Para penguasa Muslim yang “menjilat” musuh hingga mau mendzalimi para ulama mungkin berfikir bahwa apa yang ia lakukan akan membuat musuh menaruh hormat kepadanya. Namun bisa jadi musuh yang dibelanya justru melihat perbuatannya itu sebagai perbuatan bodoh yang menghinakan.