Hidayatullah.com–Syeikh Al Azhar, Dr. Ahmad Thayib menekankan agar tidak melakukan dialog apapun dengan para pemegang keputusan di Amerika Serikat dan Eropa, karena hasilnya hanya akan menguntungkan pihak mereka. Demikian dilansir Islammemo.cc (17/6).
Menurut Dr. Thayib –di sela pertemuannya dengan Farah Pandith, utusan khusus Amerika Serikat untuk umat Islam–, banyak hak-hak kemanusiaan yang ada di Barat itu yang tidak sesuai dengan hak-hak kemanusiaan yang ada di Timur. “Hal ini harus kita perhatikan benar-benar,” tambah Dr. Thayib.
Berdasarkan filsafat dan teori ilmiahnya, Dr Thayib melihat adanya benturan yang tidak sehat antara peradaban Barat dan Timur. Ia menilai, karena adanya upaya untuk saling mendominasi dari setiap peradaban inilah, sehingga akhirnya menimbulkan konflik-konflik antara peradaban Barat dan Timur di era modern ini.
Dr. Thayib menekankan, berabad-abad yang lalu telah terjadi kerjasama yang luar biasa antara peradaban yang berbeda. Meskipun terdapat perbedaan satu sama lain, namun tidak ada konflik dan konfrontasi yang terjadi ketika itu. Sebagai contoh, ia menyebutkan kerjasama antara peradaban Islam, Yunani, peradaban Barat, dan Andalusia.
Namun meski demikian, Al Azhar tetap terbuka untuk bekerjasama dengan semua orang, dengan syarat harus saling menghormati. Karena Al Azhar melihat adanya beberapa lini yang memang membutuhkan kerjasama, seperti pengembangan masyarakat, bidang kesehatan, dan masalah kemiskinan.
Di samping itu, Farah Pandith menegaskan bahawa Al Azhar sebagai institusi pendidikan yang menjadi rujukan bagi dunia Islam, akan membawa kepada dampak positif terhadap kemajuan umat Islam. Farah juga mengharapkan kepada Syeikh Al Azhar, agar bersedia mengadakan pertemuan dengan pemuda-pemuda di Eropa dan Amerika. Karena hal itu, menurutnya, akan membawa kepada dampak positif terhadap generasi muda. [sdz/ismm/hidayatullah.com]