Hidayatullah.com–Menteri Luar Negeri Turki mengatakan Israel telah belajar banyak hal dari serangan tahun lalu terhadap konvoi kapal bantuan Gaza dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama jika flotilla baru berlayar di perairan Palestina.
Pada siaran di stasiun TV swasta Ulke TV pada Kamis Malam, Ahmet Davutoglu – menteri luar negeri Turki- mengatakan jika pemerintah Ankara berharap serangan Israel pada kapal bantuan Turki Mavi Marmara tidak akan diulangi lagi, seperti yang dilaporkan kantor berita Anatolia pada hari Minggu.
Sebelumnya, militer Zionis Israel menyerang Freedom Flotilla di perairan internasional di Laut Mediterania pada 31 Mei 2010, menewaskan sembilan warga Negara Turki di kapal yang berbendera Turki MV Mavi Marmara serta melukai 50 orang lainnya yang menjadi bagian di tim pada konvoi enam kapal.
Israel juga menahan kemudian melepaskan sekitar 700 aktivis dari 42 negara yang berada di kapal Freedom Flotilla, dan sedang mengusahakan untuk lolos dari pengepungan di Gaza dengan membawa 10.000 ton bantuan kemanusiaan untuk orang-orang yang menderita di daerah tersebut.
“Terdapat perbedaan antara situasi tahun lalu dan situasi tahun ini. Hamas dan fatah telah mencapai kesepakatan fan fraksi-fraksi di Palestina telah bersatu.
Bagaimanapun, komunitas Internasional tetap teguh melawan Israel setelah serangan pada Mavi Marmara,” ujar Davutoglu menekankan.
Menteri luar negeri Turki itu juga mengingatkan jika “Israel tidak memiliki pilihan kecuali mengakui Negara Palestina dan membubarkan blokade di Jalur gaza jika tidak ingin melihat konvoi baru.”
Israel—dengan bantuan mantan diktator Mesir Husni Mubarak—membuat bolakade ekonomi di Gaza sejak Juni 2007, setelah Hamas mengambil alih jalur tersebut. Blokade tersebut memiliki imbas besar terhadap kemanusiaan dan ekonomi di jalur Gaza.
Sekitar 1.5 juta orang telah telah dilanggar hak azazinya, termasuk kebebasan untuk bergerak dan hak untuk hidup layak, bekerja, kesehatan serta pendidikan. Rata-rata kemiskinan dan pengangguran masing-masing, 80 persen dan 60 persen, di Jalur Gaza.
Mesir telah membuka persimpangan perbatasan Rafah, satu-satunya batas Gaza yang dapat dilalui Israel—pada hari Sabtu. Kairo mengatakan persimpangan Rafah akan dibuka dari pukul 09.00 am hingga 09.00 pm waktu setempat setiap harinya kecuali Jumat dan hari libur.*