Hidayatullah.com–Salah seorang petinggi partai Amal Islami Yordania yang merupakan sayap politik dari Al Ikhwan al Muslimun (Ikhwan), memperingatkan raja negara itu dalam aksi militer di Libya.
IQNA mengutip laporan dari al-Alam, Pemimpin Politik Partai Amal Islami Zaki Benny Ursyid yang merupakan partai oposisi di negara itu, menegaskan, pelatihan militer negara itu dengan Amerika adalah sebuah kesalahan.
“Kekuatan militer Yordania yang dikerahkan dalam latihan militer dan pelatihan polisi melalui pengawasan Amerika Serikat atau NATO atau dalam rangka untuk melayani tujuan-tujuan dari kedua belah pihak, bertentangan dengan kehendak rakyat Yordania.
Karena itu, Yordania menentang hegemoni Amerika dan Barat,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa masuknya tentara Yordania ke negera-negera muslim merupakan ancaman keamanan nasional Yordania dan Negara-negara itu akan menjadi musuh bagi Yordania.
Karena itu, jika pasukan Yordania di tanah Libya dipandang sebagai musuh, maka akan mengancam keamanan Yordania, juga berdampak negatif.bagi peran regional Yordania.
Sementara Menteri Luar Negeri Yordania, Nasser Judeh mengatakan bahwa negara ini siap membantu Libya untuk mencapai keamanan dan stabilitas, pendidikan kemiliteran dan kepolisian serta urusan peradilan dan rehabilitas.
Dia menambahkan bahwa dalam konferensi Paris, Raja Abdullah II menyatakan Yordania siap untuk memberi bantuan, menjaga keamanan dan stabilitas di bidang pelatihan militer, polisi, peradilan dan rekonstruksi di Libya. *