Hidayatullah.com–Uni Eropa hari Senin (10/10/2011) menyambut pembentukan dewan oposisi Suriah yang diberi nama Dewan Nasional, sebagai “langkah maju yang positif.”
Sebuah pernyataan yang disetujui negara-negara Eropa dalam pertemuan di Luxembourg baru-baru ini, menghimbau masyarakat internasional untuk menyambut pembentukan Dewan Nasional oleh kelompok oposisi Suriah tersebut.
Meskipun menyambut pembentukan Dewan Nasional, Uni Eropa masih menahan diri untuk tidak segera mengakuinya, sebagaimana yang dilakukan atas oposisi di Libya.
“Menurut saya, kami konsisten ingin melihat perubahan signifikan di Suriah,” kata Catherin Ashton, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, sebagaimana dikutip Reuters.
Menteri Luar Negeri Inggris Willam Hague tidak langsung menjawab saat ditanya kapan Uni Eropa akan mengakui oposisi Suriah.
Namun, ia mengakui jika dirinya telah bertemu dengan sejumlah perwakilan oposisi dan terus menyeru agar pemerintah Suriah segera mengakhiri tindakan represifnya.
“Hal itu yang paling prioritas,” kata Hague.
Sementara itu Alain Juppe, menteri luar negeri Prancis, mengatakan bahwa negaranya ingin melakukan kontak dengan kelompok oposisi Suriah.
“Kami senang melihat oposisi telah terorganisir,” imbuhnya.
Ditanyai tentang pengakuan terhadap oposisi Suriah, Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt berkata, “Kami bicara dengan mereka, seperti halnya kami bicara dengan banyak orang lainnya yang memiliki pengaruh di Suriah. Kami akan membicarakan itu lebih lanjut hari ini.”
Sedangkan Uri Rosenthal menegaskan perlunya Uni Eropa untuk memberikan sanksi terhadap Suriah, guna memaksa Presiden Bashar Al Assad turun.
Sejauh ini sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa bekerja dengan baik. Dan jika memang diperlukan, Uni Eropa bisa menambah sanksi itu, kata menteri luar negeri Belanda itu.*