Hidayatullah.com–Umat (rakyat) perlu imamah (seorang pemimpin) yang baik. Bahkan menurut kaca mata syariat, ia ditaati rakyatnya dan terbuka untuk dikritik. Salah satu contoh nyata adalah shalat berjamaah. Jika imamnya salah,maka makmum harus berani menegurnya dengan kaidah yang telah ditentukan. Begitu juga seharusnya dalam tataran berbangsa dan bernegara. Rakyat harus menaati pemimpinnya dan sang pemimpin boleh tidak anti kebal kritik.
Ungkapan tersebut disampaikan Wakil Menteri Agama,Prof.Dr.Nazaruddin Umar,MA dalam sebuah tausyiah di kampus Universitas Islam Bandung, kemarin.
Lebih lanjut ia menambahkan segala aktivitas dalam bermasyarakat,berbangsa dan bernegara sejati telah di contohkan oleh Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam yang tertuang dalam shirahnya.
“Jadi konsep umat (rakyat) adalah komunitas yang tumbuh dan berkembang dengan kasih sayang,dipimpin oleh pemimpin yang baik,mencintai rakyatnya dan rakyat mencintai dirinya pula,”jelas Nazaruddin.
Menyinggung soal otonomi daerah,Nazaruddin berpendapat bahwa otonomi daerah harus mendapat perhatian khusus dan sekiranya mampu idealnya dipimpin oleh putra daerah karena secara geografis,hubungan sosial budaya dan ikatan emosional lebih dekat.
Dirinya juga mengkritik masih adanya program pariwisata daerah yang terkadang masih bertentangan dengan ajaran Islam,dengan dalih untuk menggali pendapatan asli daerah (PAD).
Karena, sambungnya, menurut konsep al-Quran, umat yang ideal (khairu umma) harus tercermin dalam realitas kehidupan,yakni menegakkan yang baik (ma’ruf) dan senantiasa mencegah atau melawan segala bentuk keburukan (munkar).
Untuk itu Nazaruddin berharap kepada perguruan tinggi Islam, khususnya Unisba harus mampu memberi kontribusi nyata kepada umat Islam.Perguruan tinggi Islam harusnya mampu menciptakan sekaligus mempraktekan kehidupan Islam dalam lingkungan kampus.Tidak kalah pentingnya adalah menciptakan dan mengembangkan konsep ekonomi Islam yang mampu menumbuhkan roda ekonomi umat.
Ia menyinggung luar negeri yang sudah memilki konsep Teaching University, Research University dan Entrepreneur University.
“Lantas bagaimana dengan di kita?,” tanya Nazaruddin.
Setengah bercanda, Nazaruddin mengusulkan Unisba yang sudah mempunyai visi sebagai mujahid,mujtahid dan mujaddid ,untuk menambahkan visinya sebagai mujahaddah (kerja keras dan cerdas).*