DALAM keheningan malam itu, setelah melakukan perjalanan jauh kurang lebih 12 jam perjalanan. Kami beristirahat, sebelum menuju kaki Gunung Rinjani (segara anak) yang Indah dan menakjubkan.
Dalam suasana dinginnya malam itu, ketakjuban semakin terasa manakala melihat keindahan yang terbentang luas di jagat raya dengan terlihatnya milyaran bintang-bintang yang bertebaran di angkasa. Ketakjuban sangat terasa bahwa kita sangat yang lemah di hadapan Allah Ta’ala.
Inilah misi tafakkur 23 orang yang tergabung dalam organisasi Perhimpunan Remaja Masjid Nurul Ikhlas (PRIMNAS) Desa Gegerung-Lombok Barat-NTB.
Ketua rombongan, Busyairi mengatakan, bulan Agustus adalah puncak kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Gunung Rinjani. Menurutnya, tidak kurang dari 15.000 orang berkunjung ke Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) setiap tahunnya guna melihat panorama yang menakjubkan, bagi setiap orang yang pernah berkunjung ke sana.
“Menurut sebagian besar orang yang pernah ke Lomok, rugi jika tidak berkunjung ke Taman Nasional Gunung Rinjani,” ujar Busyairi.
Menurut Busyairi, rute perjalanan ini adalah rute terpanjang dari seluruh rute gunung merapi di daerah lain diseluruh Indonesia.
“Tafakkaru fii Kholkillah, wala tafakkaru fii dzatillah”, inilah barangkali yang menjadi landasan peserta Perhimpunan Remaja Masjid Nurul Ikhlas (PRIMNAS) dalam perjalanan kali ini.
Yakni perjalanan dalam rangka menumbuh suburkan keyakinan kepada Sang Pencipta Allah Ta’ala.
Setelah 4 hari 4 malam melakukan perjalan dan melihat objek wisata yang ada di Taman Nasional Gunung Rinjani, rombongan bernama Kedebong (pelepah Pisang dalam bahasa sasak) melakukan perajalanan pulang, dengan selamat dan penuh haru bercampur bahagia.
Setelah dapat menikmati suasana Gunung Rinjani. Bila ada waktu luang kelak saya akan persiapkan lebih matang lagi kata salah satu peserta yang tergabung dalam misi tafakkur alam organisasi Perhimpunan Remaja Masjid Nurul Ikhlas (PRIMNAS).
Yang juga cukup terkesan, di tempat tinggi dan terpencil ini, peserta tafakkur merasa haru karena menemukan hadirnya Islam di tempat terpencil yang jarang tersentuh dakwah.
Di tempat tinggi dan dingin itu, rupanya terdapat salah satu tempat Pusat Pendididkan Anak Shaleh (PPAS) binaan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Mataram yang ada di Lombok.*/Ramadhan (Lombok)