Hidayatullah.com—Sumber medis Palestina melaporkan, puluhan kaum Muslimin menderita sesak nafas akibat tembakan gas air mata yang dilepaskan serdadu zionis di Masjid Omar Bin Al-Khattab di desa Kufur Qaddoum, Qalqiliya di Utara Tepi Barat kemarin Jum’at (23/08/2013).
Seperti dikutip dari situs IMEMC (International Middle East Media Center), serangan itu terjadi setelah serdadu-serdadu zionis menggunakan kekuatan berlebihan dalam menghadapi pengunjuk rasa mingguan di tembok pemisah dan permukiman ilegal Yahudi.
Sejumlah saksi mata melaporkan bahwa serdadu-serdadu zionis berada di gunung untuk memantau desa kemudian menembakkan puluhan bom gas ke Masjid Omar Bin Al-Khattab saat shalat Jumat.
Puluhan kaum Muslimin, termasuk orang tua lanjut usia mengalami gangguan pernafasan karena menghirup gas. Lebih lanjut, Koordinator Komite Rakyat Menentang Tembok Pemisah, Morad Eshtweity mengatakan, puluhan serdadu menyerang desa pukul sebelas siang lalu menembaki rumah-rumah penduduk.
Seorang penduduk bernama Mash-hour Jom’a, 42, terkena tembakan bom gas di tangannya. Penduduk lain, Mohammad Shaker Eshtweity terkena tembakan bom gas di punggungnya dan puluhan warga lainny menderita akibat menghirup gas air mata.
Para penduduk desa mengatakan, mereka tetap bertekad melanjutkan aksi unjuk rasa mingguan untuk memprotes pembangunan tembok ilegal dan permukiman Yahudi, meski militer ‘israel’ secara brutal menyerang penduduk dan desa mereka.
Pada Jum’at kemarin, unjuk rasa menentang pembangunan tembok apartheid dan permukiman ilegal Yahudi juga terjadi di Nabi Saleh, Bil’in, Nil’in, di dekat Ramallah dan desa Al-Ma’sara di Selatan Tepi Barat. Para penduduk dan aktivis internasional serta ‘israel’ di desa Bil’in dan Nil’in mencoba mendekat ke tembok.
Serdadu-serdadu zionis yang berjaga di sisi balik tembok kemudian menembakkan gas air mata, peluru karet ke arah pengunjuk rasa yang tidak bersenjata. Banyak penduduk sipil kemudian menderita akibat terkena efek gas air mata.
Jadi Tangsi Militer
Sementarra itu, Yayasan Wakaf al Aqsha mengungkap tindakan pasukan penjajah Zionis yang merubah sebagian masjid desa Nabi Samuel di utara al Quds menjadi tangsi militer dan pos pengawasan. Yayasan al Aqsha memperingatkan akan bahaya yahudisasi yang bisa terjadi di desa Nabi Samuel dan masjidnya.
Yayasan al Aqsha dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC) mengingatkan, militer Zionis sengaja merubah desa dan masjid Nabi Samuel menjadi tangsi militer sehingga sulit untuk dimasuki. Mereka juga menjadikan atap masjid untuk kegiatan militer dan menara pengawas.
Yayasan al Aqsha menambahkan bahwa otoritas arkeologi Zionis telah mencuri batu besejarak kuno yang ada di atas gerbang dalam masjid dengan dalih bahwa pihak otoritas arkeologi Zionis berniat untuk merenovasinya dan memperbaikinya kembali. Namun pengalaman sebelum-sebelumnya membuktikan bahwa aksi semacam ini hanyalah pencurian secara bertahap terhadap peninggalan Islam dan sejarah serta untuk melakukan proses yahudisasi secara terang-terangan.
Zionis menguasai masjid al Amin, sebuah ruangan untuk shalat warga. Kemudian mereka melakukan yahudisasi tempat makam Nabi Samuel dan membangun di atasnya sinagog dan menjadikannya sebagai tempat ibadah untuk kaum pendatang Zionis serta tempat untuk melaksanakan ritual-ritual agama mereka. Yayasan al Aqsha menegaskan bahwa masjid desa Nabi Samuel dan peninggalan desa sedang mengalami penghancuran sejarah secara besar-besaran dari pihak penjajah Zionis.
Di akhir pernyataannya, Yayasan al Aqsha menyerukan organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga internasional serta UNESCO yang konsen dengan masalah peninggalan arkeologi untuk melindungi sejarak desa Nabi Samuel dan menghentikan kejahatan yang dilakukan penjajah Zionis terhadap peninggalan dan sejarah di sana.*/PIC, Sahabat Al-Aqsha