Hidayatullah.com—Meskipun Amerika Serikat adalah negara maju dan besar, tidak berarti warganya memiliki pengetahuan yang baik tentang berbagai masalah internasional dan nasional. Hal itu diungkap Uri Friedman dalam tulisannya yang dimuat The Independent (19/10/2012).
Seperti dijelaskan Dylan Matthews di Washington Post bulan lalu, salah satu fakta yang sangat mengejutkan adalah 15 persen warga Amerika di Ohio pendukung Partai Republik yakin bahwa Mitt Romney (calon presiden dari Republik, lawan Barack Obama dalam pemilu 2012 besok) lebih layak mendapatkan penghargaan atas keberhasilan operasi pembunuhan Usamah bin Ladin dibanding Presiden Barack Obama.
Sebanyak 41 persen rakyat Amerika yakin China adalah kekuatan ekonomi terbesar dunia, menurut sebuah jajak pendapat Pew tahun 2012. Sementara jawaban yang benar –Amerika sebagai kekuaan ekonomi terbesar– hanya diberikan oleh 40 persen warga AS.
Tidak kurang dari 73% rakyat Amerika tidak tahu bahwa komunisme adalah musuh utama AS selama Perang Dingin, menurut hasil tes kewarganegaraan tahun 2011 yang digelar Newsweek.
Berdasarkan jajak pendapat tahun 2011 oleh AP-Gfk, 9% rakyat Amerika terus-menerus dirundung ketakutan akan menjadi korban serangan terorisme. Padahal, majalah Reason menghitung bahwa kemungkinan menjadi korban serangan teroris di AS hanya 1 banding 20 juta. Yang mana hal itu berarti kemungkinan menjadi korban sambaran petir jauh lebih tinggi ketimbang terorisme.
Hasil jajak pendapat Marist tahun 2011 menunjukkan, hampir 25 persen rakyat Amerika tidak tahu bahwa negara AS mendeklarasikan kemerdekaannya dari Inggris Raya.
CNN/Opinion Research Corporation melakukan survei tahun 2010, hasilnya 71 persen rakyat Amerika yakin Iran sudah memiliki senjata nuklir.
World Public Opinion tahun 2010 mengeluarkan laporan yang menyatakan rata-rata orang Amerika percaya 27 persen anggaran pemerintah pusat digunakan untuk bantuan luar negeri. Padahal sebenarnya hanya 1% anggaran federal yang dipakai untuk bantuan atau pinjaman luar negeri.
Tahun 2007 berdasarkan jajak pendapat CBS News/New York Times diketahui bahwa 33 persen rakyat Amerika percaya Presiden Iraq Saddam Husein terlibat secara pribadi dalam peristiwa serangan 11 September 2001 atas gedung WTC. Angka itu lebih rendah dibanding survei tahun 2003 yang mencapai 53 persen.
Dan yang tidak kalah parahnya adalah menurut penelitian Roper Public Affairs/National Geographic Society tahun 2006, 88% pemuda Amerika Serikat tidak dapat menunjukkan di mana letak Afghanistan dalam peta. Sebanyak 75% tidak bisa menunjukkan dalam peta di mana letak Iran atau Israel, dan 63% tidak tahu di mana letak Iraq.
Fakta itu cukup sangat ironis, mengingat di negara Amerika Serikat terdapat banyak perguruan tinggi kelas dunia dan sebagaian besar media massa baik cetak maupun elektronik asal Amerika menguasai pemberitaan dan menjadi sumber berita dunia.*