Hidayatullah.com—Perdana Menteri Mesir Syarif Ismail hari Senin (14/9/2015) membantah tuduhan korupsi yang ditujukan kepadanya oleh media-media lokal.
Ismail, yang hari Sabtu kemarin ditunjuk oleh Presiden Abdul Fattah Al-Sisi menggantikan Ibrahim Mahlab, sebelumnya menjabat sebagai menteri perminyakan dan sumber daya mineral.
Dilansir Ahram Online, dalam sebuah pernyataan Ismail membantah sejumlah tuduhan stasiun televisi lokal yang mengatakan bahwa dirinya telah menggunakan posisinya sebagai menteri perminyakan agar istri serta sejumlah kerabatnya diperkerjakan oleh perusahaan milik negara Engineering for the Petroleum and Process Industries Company (Enppi).
Ismail mengatakan bahwa istrinya bekerja sebagai seorang insiyur di Enppi sejak tahun 1984.
Ibrahim Mahlab kabinetnya pada hari Sabtu lalu mengundurkan diri. Tidak jelas apa yang melatarbelakangi tindakan itu, namun beberapa hari sebelumnya Salah Halal yang menjabat sebagai menteri pertanian ditahan dengan tuduhan korupsi. Jaksa sekarang sedang menyelidiki penjualan tanah milik negara dalam kasus itu.
Ismail juga menjelaskan perihal foto dirinya yang beredar di internet. Di mana dalam foto itu dia terlihat berpose bersama salah satu tersangka yang terlibat dalam kasus korupsi di Kementerian Pertanian itu.
Foto tersebut menunjukkan Ismail berdiri di samping Mohamed Fouda, seorang wartawan dan tersangka utama dalam skandal korupsi tersebut, di kampung halamannya Fouda di Zafta, wilayah Gharbiya.
Ismail menjelaskan bahwa foto itu diambil saat berkunjung ke Gharbiya tahun 2014 di mana dia meresmikan sejumlah proyek, termasuk sebuah stasiun pengisian bahan bakar di Zafta.
“Tidak ada hubungan pribadi dalam bentuk apapun antara saya dengan Mohamed Fouda, yang memperkenalkan dirinya kepada kementerian sebagai seorang penulis kolom dan wartawan,” kata perdana menteri Mesir yang baru itu dalam pernyataannya.
Fouda, yang didakwa melakukan korupsi semasa pemerintahan Husni Mubarak sekaran ini sedang mendekam dalam tahanan untuk penyidikan. Dalam laporan tentang penangkapan Helal (8/9/2015) Mada Masr menulis bahwa Fouda bertindak sebagai makelar dalam dugaan penyuapan yang dilakukan oleh pengusaha Ayman Al-Gameel kepada pejabat Kementerian Pertanian.*