Hidayatullah.com – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) wilayah Jawa Timur, Ismail Nachu mengatakan ICMI harus harus melakukan reposisi dan kembali kepada khittahnya sebagai cendekiawan.
“Reposisi menjadi sikap tanggapnya ICMI untuk menangkap perubahan-perubahan masa depan,” ujar Ismail setelah dirinya kembali terpilih menjadi Ketua Umum ICMI Jatim kepada hidayatullah.com, Ahad (11/10/2015) di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya Malang.
Reposisi, lanjut Ismail, bukan mencerminkan kelatahan, tetapi menurutnya karena perubahan harus direspon dengan sikap mau berubah.
“Untuk itu reposisi menjadi penting, sehingga teman-teman meminta saya untuk tetap mengawal ICMI Jatim ini,” paparnya.
Ismail menambahkan, bahwa selain melakukan reposisi, ICMI juga harus kembali pada khittahnya sebagai kaum cendekiawan.
“ICMI harus kembali pada khittahnya sebagai kaum cendekiawan, yang mencoba melakukan pencerahan, memberikan visi terhadap sebuah perubahan. Juga memberikan kritik sekaligus keteladanan dalam proses perubahan itu,” jelasnya.
“Kalau toh melalukan gerakan politik, itu bukan karena kekuasaan. Tetapi sebagai politik pencerahan, kira-kira begitu,” pungkas Ismail.
Untuk dikatahui, Ismail Nachu kembali terpilih menjadi Ketua Umum ICMI wilayah Jawa Timur periode 2015-2020 setelah dipilih secara aklamasi oleh forum Musyawarah Wilayah (Muswil).
Ismail menegaskan, kasus dirinya terpilih kembali secara aklamasi merupakan proses penyaringan oleh para senior. Karena di ICMI menurutnya, tidak ada tradisi demokrasi, rebutan dan sebagainya. */Yahya G. Nasrullah