Hidayatullah.com— Pengurus Masjid diharapkan memanfaatkan media siber untuk mempublikasikan informasi-informasi positif yang ada di Masjid sehingga informasi-informasi positif bisa dominan, seperti membuka ruang tanya jawab lewat web masjid.
“Ssehingga bagi masyarakat yang haus akan ilmu agama dapat memanfaatkan kesempatan bertanya yang tidak dia peroleh saat pengajian tatap muka tapi mendapat solusi agama dari jawaban di portal web masjid,” demikian disampaikan Mizaj Iskandar, Lc, salah satu pemateri Pelatihan Siberisasi (Cyber, red) bagi pemuda masjid yang terdiri dari 10 masjid yang terpilih di wilayah kota Banda Aceh yang diselenggarakan Forum Silaturrahmi dan Kemakmuran Masjid Serantau (FORSIMAS) belum lama ini.
Sementara itu, Basri A Bakar, mantan Ketua Remaja Masjid Baiturrahman periode 1992-1997 dan mantan pemimpin redaksi Tabloid Gema Baiturrahman menjelaskan pentingnya media berbasis Masjid seperti mendokumentasikan naskah khutbah Jum’at dalam bentuk tabloid atau buletin serta di ekspos secara online.
“Agar jangkauan pembaca lebih luas jika ini tidak dilakukan maka isi khutbah Jum’at akan mubazir karena tidak bisa dibaca ulang,” ujarnya.
Menurut Mizaj Iskandar budaya negara maju (Industrializing Culture) dimulai dengan budaya membaca dan menulis sehingga melahirkan manusia yang produktif dan inovatif karena dapat menyesuaikan diri dengan perubahan seperti era industri dan bio teknologi yang sedang dialami oleh masyarakat dewasa ini.
Menurutnya, jika ingin maju, masyarakat mesti menghindari sifat ekslusif, mau menerima kebenaran dari siapapun tapi tetap selektif dalam menerima perubahan, ambil kebaikan dari negara manapun dan tinggalkan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Mizaj mencontohkan, kini banyak pilihan media siber yang terjangkau namun tidak dimanfaatkan oleh pengurus masjid, sehingga informasi yang bernilai kebaikan dikalahkan oleh informasi negatif di dunia cyber.
Sebagaimana diketahui, acara ini diselenggarakan selama dua hari penuh (14-15 November 2015), di Aula Serbaguna DKMA, Darussalam, Banda Aceh. Pada hari pertama, 30 pemuda masjid perwakilan 10 masjid terpilih yang telah melalui tahapan seleksi ini diberikan pelatihan motivatif.
Hari kedua, pelatihan difokuskan pada aplikatif dengan menghadirkan pakar-pakar IT. Para pemuda akan dilatih bagaimana memanfaatkan peralatan IT yang ada di masjid untuk diaktifkan sebaik mungkin, agar setiap kegiatan di masjid seperti pengajian, khutbah, dan acara-acara penting lainnya dapat terdokumentasi dan dipublikasikan berbasis internet.
“Dengan semakin terjangkaunya Teknologi Cloud, maka semakin menghemat biaya teknologi dan investasi pengurus Masjid dalam menyimpan dokumentasi digital. Dokumen dapat diakses di manapun dan menggunakan perangkat apapun yang populer di internet,” jelas Teuku Farhan yang juga aktif bersama Komunitas MIT dalam mensosialisasikan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang positif dan produktif.
Teuku Farhan melanjutkan, bahwa acara ini merupakan program “Siberisasi Masjid” yang dirintis oleh Forsimas ini dan mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Banda Aceh, selain berguna mengembangkan prospek dakwah berbasis masjid secara meluas dan sesuai zamannya, juga sebagai upaya membantu pemerintah kota untuk mewujudkan “Banda Aceh Islamic Cyber City”, dan upaya memberi ruang kreatifitas dan inovasi para pemuda yang berbakat di bidang Teknologi sehingga pemuda semakin terikat hatinya dengan Masjid.*