Hidayatullah.com- Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina mengatakan kenaikan harga bahan sembako biasanya dalam situasi yang sangat momentum dan setelahnya harga akan kembali normal seperti sediakala.
“Harga bahan sembako biasanya naik saat menjelang puasa maupun lebaran karena akibat tingginya permintaan,” kata Srie usai forum dialog bertema “Menjaga Harga Sembako” di Menara Bidakara 2, Jakarta Selatan, Kamis (21/01/2016).
“Mengatasi itu kita selalu melakukan upaya-upaya seperti operasi pasar dan pasar murah,” ungkapnya kepada sejumlah wartawan termasuk awak hidayatullah.com.
Srie menegaskan bahwa apapun yang telah lakukan itu, harusnya pemerintah punya cadangan sendiri untuk semua bahan sembako. Sehingga saat harga naik bisa dilakukan stabilisasi harga. [Baca: Harga Beras Naik, Anggota DPR Sebut Import Guna Stabiliasasi].
“Tetapi, masalahnya selama ini baru beras saja yang memiliki cadangan (stok,red) dan selebihnya itu kepada mekanisme pasar,” ujar Srie.
Srie mengungkapkan bahwa pihaknya akan merancang Peraturan Presiden (Perpres) mengenai penugasan Badan Urusan Logistik (Bulog). Yang mana, Bulog akan ditunjuk untuk melakukan intervensi pasar sesuai dengan kebutuhan. Sehingga (harga) bahan pokok (sembako) satu dengan lainnya akan berbeda.
“Harga kedelai berbeda dengan daging sapi, harga gula akan berbeda dengan beras dan seterusnya,” jelas Srie.
Selain itu, dikatakan Srie, pihaknya juga akan menggunakan referensi harga acuan supaya semua pasar akan mengacu kepada harga acuan tersebut (referensi yang sedang dibuat,red).
“Sebab, kita punya Perpres Nomor 71 yang sedang kita bandingkan dengan Malaysia, begitu pula sebaliknya,” tandas Srie.*