Hidayatullah.com–Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak perlu disikapi dengan pesimis. Fenomena ini seharusnya dilihat sebagai potensi pasar yang potensial. Terutama bagi pertumbuhan dan perkembangan startup dan bisnis lokal di Indonesia.
Guna menciptakan ketersediaan jumlah lapangan pekerjaan dan medorong orang Indonesia berlomba-lomba menciptakan terobosan dalam perekonomian, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia mendorong peran enterpreneur muda khususnya pada kaum Muslim melalui Days of Islamic Economics Revival (DINAR) 2016.
Acara ini diharapkan akan memberikan keyakinan kepadaentrepreneur muda Muslim Indonesia yang berdaya kritis, berkemauan mencobayang tinggi, serta haus akan keinginan berprestasi.
Dalam acara yang akan berlangsung selama 4 hari (mulai dari tanggal 5-8 Mei 2016) ini akan menghadirkan lebih dari 10 pembicara serta praktisi wirausaha dari latar belakang yang berbeda.
“DINAR 2016, diharapkan bukan hanya sekedar menjadi hiburan, tetapi juga bisa memberi warna baru dalam sejarah kewirausahaan Muslim di Indonesia, “ ujar Nasher Nahdy, Project Officer DINAR 2016.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, acara tahunan terbesar Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia ini menyediakan lebih dari 300 stand bazar yang akan diisi oleh berbagai produk dari enterpreneur muda Muslim yang datang dari berbagai daerah.
“Semoga acara ini terus istiqomah menebar manfaat bagi ummat islamkhususnya, dan rakyat Indonesia tercinta pada umumnya,” tegas Muhammad Syafi’i Antonio, M.Ec, Ketua STEI Tazkia.*