Hidayatullah.com– Pengungsi Rohingya yang berada di Cox’s Bazar, Bangladesh, sampai kini jumlahnya mencapai ratusan ribu. Dari mereka banyak anak-anak yang kehilangan orangtua.
Mereka juga banyak yang tidak bisa melanjutkan mengaji. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan mereka untuk menimba ilmu agama, termasuk mengenai al-Qur’an.
Di salah satu kamp pengungsi yang ada di wilayah Narapaya, Teknaf, Cox’s Bazar, telah berdiri madrasah yang diperuntukan bagi pengungsi Rohingya.
Tidak hanya muridnya, gurunya pun juga merupakan pengungsi etnis Rohingya yang telah mendiami madrasah tersebut.
Baca juga: Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Tiba saat Malam Diguyur Hujan
“Madrasah ini sudah ada dari tahun 1994, namun baru beberapa tahun ini ramai dengan anak-anak pengungsi,” ucap Emil, salah seorang pengungsi asal Rakhine, Myanmar, di Narapaya Camp, Teknaf, Cox’s Bazar, dengan logat bahasa Melayu, ditemui pada Selasa (17/10/2017).
Pantauan wartawan hidayatullah.com langsung di lokasi itu, bangunan madrasah ini memang sangat sederhana. Tapi para pengungsi Rohingya tetap semangat untuk mendidik anak anak pengungsi Rohingya. Perlu perbaikan sarana demi menunjang pendidikan yang memadai.

Hebatnya, guru yang mengajar di madrasah ini tidak dibayar. Mereka mengaku melakukan dengan ikhlash.
“Saya sudah sekitar 2 tahun mengajar di sini dan tidak dibayar,” kata Jamal, salah seorang guru dengan bahasa Inggris terbata-bata.*