Hidayatullah.com–Komunitas Bugis di Malaysia hari Rabu, 18 Oktober 2017 mendesak mantan Perdana Menteri Malaysia keempat, Dr Mahathir Mohamad untuk meminta maaf dan menarik pernyataannya yang menggambarkan orang Bugis sebagai lanun (bajak laut/perompak), kutip Bernama.
Pernyataan tersebut dibuat melalui Asosiasi Persatuan Rumpun Bugis Melayu Malaysia (PPRBMM) dalam aksi damai di depan Yayasan Kepimpinan Perdana dan menyebutnya sebagai fakta rasial.
Wakil Presiden PPRBMM Tasman Matto, yang memimpin aksi lebih dari 200 anggota organisasi tersebut, mengatakan bahwa pernyataan Mahathir tidak dapat diterima sama sekali, mencatat bahwa isu tersebut tidak pernah dibangkitkan oleh memimpin pemerintah saat ini.
Baca: Mahathir Mohamad Ingin Temuan Kasus 1MDB Diungkap ke Publik
Dia mengatakan bahwa sebagai individu yang dikatakan sebagai negarawan dan sekarang memimpin sebuah koalisi partai politik oposisi, Dr M, demikian panggilan Mahathir seharusnya tidak boleh mengeluarkan pernyataan yang mengganggu orang Bugis dan ras manapun.
“Laporan polisi di seluruh negeri akan dibuat jika Dr Mahathir menolak untuk menarik dan meminta maaf atas pernyataan yang dibuat yang telah membuat hati orang Bugis yang telah lama menjadi bagian masyarakat Malaysia.
“Pernyataan rasis ini sangat menyakitkan untuk diterima dan kami akan memastikan bahwa seluruh komunitas Bugis tidak mendukung Dr Mahathir dan partainya ketika tiba saatnya (Pemilu),” katanya kepada wartawan setelah mengumpulkan sekitar setengah jam.
Aksi damai diadakan setelah pidato Dr Mahathir, yang juga Ketua Partai Pribumi Bersatu Malaysia, saat acara Himpunan Sayangi Malaysia, Hapuskan Kleptokrasi di Padang Timur, hari Sabtu (14 Oktober 2017) yang memanggil Perdana Menteri Najib Tun Razak, mungkin berasal dari seorang bajak laut Bugis yang sesat ke Malaysia dan memintanya agar kembali ke Bugis.*