Hidayatullah.com — Qatar menegaskan bahwa hubungan negaranya dengan rezim Suriah tidak akan berubah kecuali solusi politik nyata untuk krisis Suriah tercapai.
“Alasan-alasan pembekuan keanggotaan Suriah di Liga Arab masih ada,” ujar Majid al-Ansari, jubir Kementerian Luar Negeri Qatar, dalam konferensi pers pada Selasa (28/02).
“Jika tidak ada solusi politik nyata, tidak akan ada perubahan dalam posisi Qatar pada masalah ini,” tambahnya, lansir MEMO, Jumat (03/03/2023).
Beberapa negara Arab dan Teluk telah mempercepat langkah-langkah untuk menormalkan hubungan dengan rezim Suriah sejak gempa bumi yang melanda negara itu pada 6 Februari. Hal tersebut diperlukan untuk mengirimkan tim bantuan dan penyelamatan, di tengah pembicaraan tentang upaya untuk memulihkan keanggotaan Suriah di Liga Arab, yang telah ditangguhkan sejak 2011.
Pada hari Ahad, sejumlah pembicara parlemen Arab tiba di ibukota Suriah, Damaskus. Kunjungan tersebut, menurut mereka, bertujuan untuk menyatakan dukungan negara mereka untuk Suriah setelah bencana alam.
Sebelumnya, para pemimpin Arab juga telah datang ke Suriah dan bertemu dengan Presiden Bashar al-Assad, termasuk Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi dan Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed Al Nahyan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Namun, Qatar telah menegaskan kembali penolakannya untuk menormalkan hubungan dengan rezim Assad, menyerukan solusi untuk krisis Suriah melalui implementasi penuh resolusi Dewan Keamanan 2254, yang meminta semua pihak untuk berhenti meluncurkan serangan terhadap target sipil, dan meminta PBB membawa pihak bertikai ke meja perundingan dan mengadakan pemilu di bawah pengawasan PBB untuk menghasilkan transisi politik.*