Hidayatullah.com– Lebih dari 7.000 ton sampah dan limbah terus menggunung di Paris hingga menimbulkan bau busuk dan menghalangi jalan masuk dan trotoar, sementara petugas kebersihan kota melakukan aksi mogok guna memprotes perubahan ketentuan pensiun.
Truk-truk sampah menganggur di depot dan setidaknya tiga insinerator limbah di daerah Paris berhenti membakar sampah.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gérald Darmanin menginstruksikan Kepala Kepolisian Paris untuk memaksa setengah petugas kebersihan menghentikan mogoknya dan kembali bekerja.
Namun, Wali Kota Paris Anne Hidalgo memegaskan bahwa sementara kotanya bekerja mencari sendiri solusi untuk kasus-kasus yang mendesak, pemerintah kota mendukung aksi protes menentang perubahan aturan pensiun yang digagas oleh Presiden Emmanuel Macron.
Wakil wali kota untuk urusan kebersihan kota, Colombe Brossel, mengatakan permintaan apapun untuk memaksa petugas kebersihan kembali bekerja merupakan “serangan terhadap hak untuk mogok yang dijamin konstitusi”.
Petugas pemungut dan sopir truk sampah menolak usia pensiun mereka dinaikkan dari 57 menjadi 59 tahun, kata serikat pekerja CGT.
Macron mengusulkan kenaikan umum usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun, serta menambah jumlah masa kerja yang disyaratkan untuk memperoleh tunjangan pensiun utuh. Akibatnya, selama dua bulan terakhir pekerja dari berbagai sektor melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes.
Sampah telah menumpuk di sekitar setengah wilayah arondisemen yang ada di Paris sejak 6 Maret, saat petugas kebersihan kota melakukan pemogokan. Sampah tidak juga berkurang meskipun kontraktor swasta terus bekerja.
Di wilayah arondisemen ke-14 di selatan Paris, Caroline Chesnay berdiri di toko furniturnya sambil melihat trotoar di luar, yang hampir seluruhnya terhalang oleh tumpukan kantong sampah yang memuntahkan kotak pizza, kulit pisang, karton minuman dan sisa-sisa makanan.
“Tidak lama lagi akan terlihat seperti menara miring Pisa – pada hari Sabtu pelanggan tidak akan dapat membuka pintu,” katanya. “Ini mimpi buruk. Saya khawatir tidak lama lagi akan ada tikus berkeliaran,” kata Chesnay, seraya mengeluhkan bisnisnya menurun sejak pandemi Covid-19 dan sekarang ada masalah baru.
“Saya kehilangan penghasilan. Saya hanya ingin ini segera dibersihkan. Ini menimbulkan risiko kebakaran. Sebentar lagi ini akan menyebar ke seberang jalan, menghalangi mobil-mobil lewat.”
Brigitte, seorang tetangga manula, menagku kesulitan untuk berjalan kaki di trotoar sambil menghindari tumpukan sampah. “Saya harus berpegangan pada lengan suami saya. Ini berbahaya,” keluhnya, seperti dikutip The Guardian Rabu (15/3/2023).
Sampah bahkan menumpuk hingga ke trotoar dekat sekolah dan restoran, termasuk sampah berupa sisa makanan dan pembalut wanita yang sudah terpakai.
Younis, yang bekerja di sebuah toko ikan segar berkata, “Kami mengumpulkan sampah paling bau berupa organ dalam ikan di dalam ruang pendingin kami untuk sementara waktu ini, sebab sampah itu akan sangat berbau jika kami meninggalkannya di luar. Tapi sebentar lagi kami akan kehabisan tempat. Saya masih mendukung para pekerja yang mogok yang menuntut hak mereka.”*
Petugas Kebersihan Protes Pensiun Kota Paris Bau Sampah Menggunung
