Hidayatullah.com—Rakyat Turki telah menentukan pilihanya selama pemilihan parlemen dan presiden Turki hari Ahad (14/5/2023) kemarin. Penghitungan suara telah dimulai untuk menentukan hasil dari pemilihan tiga arah antara Presiden Recep Tayyip Erdogan, kandidat oposisi utama Kemal Kilicdaroglu, dan Sinan Ogan.
Hasil tidak resmi menempatkan Presiden Recep Tayyip Erdoğan masih berada di depan saingan terdekatnya, Kemal Kılıçdaroğlu, tulis Yenisafak. Dengan lebih dari 87,6% kotak dibuka, calon Presiden Aliansi Rakyat Erdoğan memiliki 50,01% suara atas namanya.
Sebagai perbandingan, kandidat Aliansi Bangsa dan ketua Partai Rakyat Republik (CHP) Kılıçdaroğlu menerima 44,21% suara dalam pemilihan presiden. Erdoğan mengkritik partai oposisi karena mengklaim mereka memimpin dalam pemilihan presiden dan parlemen sementara penghitungan suara masih berlangsung.
Erdogan mengecam apa yang disebutnya sebagai “perampokan kemauan politik” oleh oposisi dalam sebuah ciutan pada Ahad malam. Pernyataannya muncul di tengah tuduhan oposisi bahwa hasil pemungutan suara dimanipulasi atau ditunda dan di tengah media pro-oposisi menerbitkan hasil mereka sendiri.
“Pemilu 14 Mei diadakan dengan damai dan telah menjadi pesta demokrasi. Ini adalah cerminan dari kematangan demokrasi Türkiye. Saat kami melakukan pemilihan dalam suasana yang positif dan demokratis dan karena suara masih dihitung, mempercepat deklarasi hasil berarti perampokan kemauan politik,” katanya.
Erdogan mengatakan dia senang dengan refleksi keinginan bangsa dalam surat suara dan mendesak para pendukungnya untuk tetap berada di tempat penghitungan suara.
Lebih dari 64,1 juta orang terdaftar untuk memilih, termasuk lebih dari 1,76 juta yang memberikan suara mereka di luar negeri dan 4,9 juta pemilih pemula. Sebanyak 191.885 kotak suara disiapkan untuk pemilih.
Setiap pemilih memberikan dua surat suara, satu untuk presiden dan satu lagi untuk anggota parlemen, keduanya akan menjabat selama lima tahun. Muharrem Ince, calon presiden lainnya, mengundurkan diri pada Kamis karena isu skandal video porno.
Lebih dari 30 partai politik dan lebih dari 150 calon parlemen independen bersaing dalam pemilihan tersebut. Ada lima blok multipartai yang sedang berjalan: Aliansi Rakyat, Aliansi Bangsa, Aliansi Leluhur, Aliansi Buruh dan Kebebasan, dan Aliansi Pasukan Sosialis. Dengan hampir 91 persen suara dihitung, kedua belah pihak mengeklaim unggul. Dengan persaingan tipis tanpa mencapai kemenangan 50 persen kemungkinan ada pemilihan putaran kedua, yang akan berlangsung 28 Mei nanti.
Kemenangan salah satu kandidat akan menentukan nasib Turki di masa depan. Apakah negara anggota NATO berpenduduk 85 juta jiwa ini tetap ke jalur demokrasi yang lebih dekat dengan Islam, atau kembali ke negara sekuler di bawah bayang-bayang Kemal Attaturk.*