Hidayatullah.com– Istana Buckingham dikabarkan menolak permintaan pengembalian sisa-sisa jasad seorang pangeran Ethiopia keturunan Nabi Sulaiman yang dikubur di Windsor Castle pada abad ke-19.
Pangeran Alemayehu, seorang keturunan dari King Solomon yang kisahnya tercantum dalam Bibel, dibawa ke England – sebagian kalangan mengatakan diculik – setelah tentara Inggris menyerang dan menaklukkan serta menjarah istana ayahnya setelah Pertempuran Maqdala pada 1868.
Menurut kisah, seorang perwira bernama Tristram Speedy membawa pangeran dan ibunya, Ratu Tiruwork, ke Inggris. Ibunda Alemayehu meninggal dunia dalam perjalanan, dan sebelum rombongan mereka menaiki kapal dari pelabuhan Alexandria di Mesir, Speedy memerintahkan semua orang Ethiopia pulang kembali ke negerinya.
Speedy membawa Alemayehu ke rumahnya di Isle of Wight, di mana bocah itu kemudian dipersembahkan kepada Ratu Victoria. Speedy dibayar untuk pendidikan sang pangeran, yang dididik di Rugby dan kemudian Sandhurst. Setelah menjalani kehidupan masa kanak-kanak yang tidak bahagia, Alemayehu meninggal dunia pada usia 18 tahun, dan dimakamkan di St George’s Chapel di Windsor Castle atas permintaan Ratu Victoria.
Selama 150 tahun, rakyat Ethiopia bertanya kapan meminta Alemayehu akan pulang. Pemerintah Ethiopia berulang kali mendesak agar sisa-sisa jasad pangeran itu dikembalikan ke negeri asalnya. Sejumlah tokoh, seperti penyair dan penulis Lemn Sissay, ikut mengkampanyekan pemulangan sisa-sisa jasad pangeran muda itu.
Namun, dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke BBC, seorang juru bicara Buckingham Palace mengatakan bahwa proses pembongkaran makam untuk mengambil sisa jasad Alemayehu bisa menimbulkan kerusakan pada katakombe-katakombe lain yang menyimpan jasad orang-orang yang dikubur di St George’s Chapel di Windsor Castle.
Pernyataan itu menambahkan bahwa pihak pengelola St George’s Chapel memahami pentingnya menghormati kenangan Alemayehu, tetapi mereka juga bertanggung jawab untuk melestarikan makam-makam lain yang berada di tempat yang sama dan menjaga ketenangan arwah mereka, lansir The Guardian Selasa (23/5/2023).
Pihak pengelola kapel juga mengatakan bahwa keluarga istana Kerajaan Inggris sudah mengakomodasi permintaan kunjungan dari delegasi Ethiopia untuk mengunjungi makam Alemayehu.
Kampanye pengembalian jasad Alemayehu menguat di tahun 2006, ketika presiden Ethiopia kala itu menulis surat kepada Ratu Elizabeth II guna meminta agar jasad Alemayehu dikembalikan, tetapi permintaan itu ditolak.
Menurut Kedutaan Ethiopia, dalam surat balasan yang ditulis Lord Chamberlain atas nama Ratu Elizabeth II dikatakan bahwa ratu Inggris sebenarnya berkeinginan untuk mengembalikan jasad Alemayehu, tetapi identifikasi mayatnya akan sulit dilakukan disebabkan dia dikubur dalam satu liang bersama dengan jasad sembilan orang lain.*