Hidayatullah.com– Permohonan suaka di negara Uni Eropa pada 2022 melonjak ke angka hampir 1 juta, kata European Union Agency for Asylum (EUAA) hari Selasa (4/7/2023).
Badan itu mengatakan ada 996.000 permohonan suaka tahun lalu, 53% lebih banyak dari 2021.
Orang-orang dari Suriah, Afghanistan, Turki, Venezuela, dan Kolombia termasuk kelompok yang paling banyak mengajukan suaka.
Jerman mendapatkan permohonan terbesar dengan 244.000, diikuti oleh Prancis, Spanyol, Austria, dan Italia.
Sementara itu, orang Ukraina yang melarikan diri dari perang di negaranya diberikan status perlindungan sementara khusus.
Sekitar 4 juta orang Ukraina tinggal di Uni Eropa. Mereka bukan bagian dari hampir satu juta permohonan suaka yang diajukan tahun lalu tersebut, lapor DW Rabu (5/7/2023).
Laporan itu dimunculkan saat para pemimpin Uni Eropa memperdebatkan kebijakan migrasi baru, terutama bagi mereka yang sudah mencapai Eropa tanpa melalui jalur legal.
Rencana kebijakan migrasi baru ini menjadi fokus para pemimpin Uni Eropa menyusul rentetan tragedi tenggelamnya kapal pembawa migran di Laut Mediterania belakang ini.
Uni Eropa baru-baru ini menyetujui rencana yang memungkinkan negara-negara anggota menerima sejumlah migran atau membayar hingga €20.000 ($21.000) untuk setiap orang yang mereka tolak suakanya agar para migran dan pengungsi dapat kembali ke negara asalnya.
Hungaria dan Polandia sudah menyatakan keberatan dengan rencana itu. Perdana Menteri Hungaria Victor Orban kepada kanal televisi pemerintah pekan lalu mengatakan tidak akan menerapkan rencana rencana itu.
Sementara Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan setuju, karena rencana itu akan memberikan negara anggota Uni Eropa sejumlah pilihan terkait penanganan migran dan pengungsi.*