Hidayatullah.com–Rekaman video yang menunjukkan mantan pesiden Korea Selatan Chun Doo-hwan sedang asyik bermain golf, sementara dia mengklaim menderita demensia guna menghindari persidangan kasus pencemaran nama baik, telah menyulut kemarahan publik.
Chun didakwa melakukan pencemaran nama baik mendiang pendeta Cho Bi-oh terkait aksi pro-demokrasi di Gwangju tahun 1980.
Dilansir Korea Herald Ahad (10/11/2019), Wakil Ketua Partai Keadilan Lim Han-sol merilis rekaman video yang menunjukkan Chun sedang bermain golf bersama teman-temannya.
Kelompok-kelompok sipil, termasuk May 18 Memorial Foundation, mengeluarkan pernyataan kecaman terhadap kelakuan mantan presiden Korsel itu.
“Ini merupakan penghinaan dan olok-olok terhadap sejarah. Kami sulit menggambarkan betapa marahnya kami saat ini,” bunyi pernyataan itu.
“Chun menyebutkan demensia sebagai alasan menghindari persidangan. Namun, rekaman itu menunjukkan jelas bahwa itu tidak benar. Pengadilan tidak boleh bersikap lembek.”
Partai-partai politik menyuarakan hal serupa.
“Klaim bahwa Chun tidak dapat menghadiri persidangan yang sedang berlangsung merupakan kebohongan. Pengadilan harus memaksanya hadir di persidangan,” kata Lee Hae-sik, jubir Partai Demokrat.
“Dia seharusnya duduk di persidangan, bukan bersenang-senang di lapangan golf,” ujar Kim Jung-hwa, jubir partai konservatif Bareunmirae.
Chin dituduh menulis kebohongan terkait unjuk rasa pro-demokrasi Mei 18 dalam memoarnya yang dipublikasikan tahun 2017.
Dia membantah keterangan para saksi yang menyebutkan pemerinrah mengerahkan helikopter-helikopter untuj menembak para demonstran dan menyebut mendiang pendeta Cho Bi-oh, yang mengaku melihat serangan helikopter, sebagai “pembohong memalukan.”
Didakwa tahun lalu, Chun hanya menghadiri satu kali persidangan di Gwangju pada bulan Maret dan sejak itu dia melewatkan semua persidangan dengan alasan demensia.
Untuk persidangan hari Senin (11/11/2019) pihak Chun dijadwalkan memanggila saksi seorang pensiunan pejabat militer yang bertugas semasa unjuk rasa itu, guna mendukung pernyataan Chun bahwa tidak ada penembakan.*