Hidayatullah.com– Pemerintah China memperketat ekspor dua bahan baku kunci pembuatan chip komputer, gallium dan germanium, mulai bulan depan. China merupakan penghasil terbesar dunia kedua material itu.
Pada hari Senin (3/7/2023), Kementerian Perdagangan China mengatakan pembatasan itu diperlukan untuk “menjaga keamanan dan kepentingan nasional”.
Logam berwarna keperakan itu digunakan dalam pembuatan peralatan semikonduktor, alat komunikasi dan militer. Keduanya juga merupakan bahan utama pembuatan panel surya.
Semikonduktor, yang menjalankan berbagai peralatan modern mulai dari ponsel hingga perangkat keras militer, menjadi pusat perselisihan sengit antara dua ekonomi terbesar dunia, China dan Amerika Serikat.
AS mengambil langkah-langkah pembatasan akses China ke teknologi yang dikhawatirkan dapat digunakan untuk militer, seperti chip yang digunakan untuk superkomputer dan kecerdasan buatan.
Pada bulan Oktober, Washington mengumumkan keharusan adanya lisensi bagi perusahaan – yang menggunakan alat atau perangkat lunak AS di mana pun mereka dibuat di dunia – apabila ingin mengekspor chip ke China.
Langkah AS itu diikuti oleh beberapa negara lain termasuk Belanda dan Jepang.
Pekan lalu, Belanda mengumumkan akan membatasi ekspor peralatan manufaktur semikonduktor tertentu.
Kebijakan itu mengikuti rencana untuk membatasi ekspor teknologi microchip “tercanggih”, yang diumumkan Belanda awal tahun ini.
Pembatasan-pembatasan itu – yang diumumkan pada bulan Maret dan mencakup 23 tipe semikonduktor – diperkirakan akan pabrikan chip Belanda ASML, pemain kunci dalam rantai pasokan microchip global, lapor BBC Rabu (5/7/2023).
China kerap menyebut AS sebagai “hegemoni teknologi” merujuk pada berbagai kontrol ekspor yang diberlakukan oleh Washington.
Beijing menanggapinya dengan sejumlah langkah, seperti memberlakukan pembatasan pada perusahaan AS yang terkait dengan militer Amerika, seperti perusahaan kedirgantaraan Lockheed Martin.*