Hidayatullah.com—Hungaria akan menggugat Komisi Eropa dan menolak kewajiban memenuhi kuota penampungan migran dan pengungsi jika Brussels tidak mencabut kebijakan itu dari agendanya, kata Perdana Menteri Viktor Orban hari Jumat (28//10/2016) seperti dilansir Reuters.
Orban mengatakan pemerintahnya akan menggunakan hasil referendum belum lama ini, yang hasilnya menunjukkan mayoritas pemilik suara menolak kuota penampungan migran dan pengungsi yang ditetapkan Uni Eropa bagi anggotanya, untuk menentang Brussels.
Namun perlu diketahui, keikutsertaan rakyat dalam referendum itu sangat rendah, sehingga hasilnya tidak bisa langsung mengikat secara hukum.
- Tahun 2016 Sedikitnya 3.800 Orang Mati Sia-Sia di Laut Mediterania
Kepada stasiun radio pemerintah Orban mengatakan bahwa jika Komisi Eropa tidak membatalkan kebijakan kuota itu, “maka kami akan melawan, kami tidak akan melaksanakan (keputusan UE) itu, kami akan menggugat Komisi.”
“Akan ada perdebatan hukum serius apakah populasi orang asing bisa disisipkan di antara rakyat sebuah negara anggota UE yang menentangnya,” imbuhnya. “Ini akan menjadi pertempuran besar, dan untuk keperluan ini kami perlu mengamandemen konstitusi.”
Orban mengatakan keputusan apakah sebuah negara akan menampung migran dan pengungsi adalah masalah kedaulatan nasional. Dia juga mengatakan ingin mengamandemen konstitusi Hungaria bulan depan guna melarang pemukiman para migran dan pengungsi di negaranya.
Tahun lalu, pemerintahan PM Orban merespon banjir migran dan pengungsi dengan memasang kawat berduri dan mengerahkan ribuan tentara dan polisi di sepanjang perbatasannya di selatan Hungaria. Dengan alasan negaranya memiliki akar budaya Kristen, Hungaria tidak bersedia menampung migran dan pengungsi Muslim dalam jumlah besar dan menuding Muslim berbahaya bagi keamanan negaranya.*