Hidayatullah.com– Joseph Kabila, mantan presiden Republik Demokratik Kongo, membantah tuduhan dari negeri tetangga Uganda bahwa dia saat menjabat memberikan perlindungan kepada kelompok milisi Muslim ADF dan memperbolehkan mereka mengeksploitasi kekayaan mineral.
Pekan lalu, Presiden Uganda Yoweri Museveni mengatakan Kabila membiarkan kelompok Muslim yang memberontak terhadap pemerintah Uganda, Allied Democratic Forces (ADF), mendirikan kamp-kamp besar dan menambang emas dan menjual kayu gelondongan.
ADF awalnya dibentuk pada 1990-an oleh Jamil Mukulu yang para pengikutnya adalah warga Uganda yang tidak puas dengan perlakuan pemerintah pimpinan Presiden Yoweri Musevani terhadap Muslim, yang merupakan minoritas di negara Afrika itu.
“Tuduhan palsu yang serampangan dari Presiden Museveni, yang merupakan salah satu penyebab destabilisasi utama di kawasan ini, sangat konyol dan bertujuan untuk mengalihkan perhatian rakyat Kongo dan memecah belah mereka,” kata Kabila kepada kantor berita Reuters seperti dilansir BBC Selasa (18/7/2023).
Tahun lalu, pengadilan bentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa memerintahkan Uganda membayar ratusan juta dolar kepada pemerintah Kinshasa sebagai ganti rugi atas bencana yang diakibatkan oleh peperangan di bagian timur wilayah Republik Demokratik Kongo (RD Kongo).
Pertikaian Uganda dan RD Kongo terakhir ini muncul sebulan setelah kelompok ADF dituduh sebagai pelaku serangan atas sebuah sekolah berasrama di bagian barat Uganda yang menyebabkan kematian 42 pelajar.*