Hidayatullah.com—Warga Palestina di Jalur Gaza terus menerus dibombardir dengan bom yang dijatuhkan jet militer penjajah ‘Israel’. Penjajah menargetkan bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil, lapor surat kabar The Guardian.
Serangan mematikan itu terjadi ketika para pejabat rezim Zionis bersumpah untuk memperketat pengepungan di Gaza untuk menghukum penduduknya setelah pejuang Hamas melancarkan serangan besar-besaran dan mengejutkan terhadap ‘Israel’ pada Sabtu lalu.
“Saya bisa melihat kepulan asap bom ‘Israel’ melalui jendela saya. Bom-bom berjatuhan di sekitar kami. Kami tidak bisa mengantisipasi di mana bom berikutnya akan jatuh dan meledak. Saya bisa mencium bau mesiu sekarang,” katanya.
“Situasinya sangat menakutkan. Kami tidak tahu apa yang terjadi di sekitar kami. Kami sangat ketakutan,” tambah dia.
Ia mengatakan, selama dua hari, ia tetap terjaga dan mendengar bom berjatuhan di sekitar rumahnya, tanpa mengetahui apa yang akan terjadi. “Kami tidak dapat membedakan apakah itu kenyataan atau mimpi buruk,” kata seorang siswa, Rama Abu Amra, 21, melalui sambungan telepon dari selatan Kota Gaza.
Selama wawancara, dia berteriak ketika mendengar ledakan di dekatnya.
Jet rezim Zionis terus menembaki Jalur Gaza saat melawan pejuang kemerdekaan Palestina dan Masjid Al-Aqsha di Gaza yang sampai hari ini telah menewaskan warga sipil.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan lebih 800 orang termasuk anak-anak tewas dalam serangan udara Zionis di Jalur Gaza dan sedikitnya 2.900 lainnya terluka. Belum lagi jumlah korban jiwa dan luka-luka terhitung sejak kemarin.
Rama juga menyuarakan keprihatinannya setelah tersiar kabar bahwa ‘Israel’ telah memerintahkan apa yang Menteri Pertahanan Yoav Gallant gambarkan sebagai pengepungan total terhadap Gaza.
Rezim Zionis mematikan listrik, air dan memblokir masuknya bantuan pangan dan bahan bakar.
Menteri Infrastruktur ‘Israel’, Israel Katz mengatakan dia telah memberikan perintah untuk memutus pasokan air ke Gaza, yang merupakan rumah bagi sekitar 2,3 juta orang, hampir setengahnya adalah anak-anak. “Apa yang terjadi di masa lalu, tidak akan terjadi di masa depan,” katanya.
Pusat Hak Asasi Manusia Al Mezan Gaza menyatakan kemarahannya atas keputusan tersebut, dengan mengatakan: “Ini adalah hukuman kolektif terhadap dua juta warga Palestina dan kejahatan perang yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Warga Palestina di Gaza juga khawatir bahwa tindakan ‘Israel’ akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan orang-orang terkasih dan dunia luar. Oleh karena itu, akses internet dan pasokan listrik semakin terbatas.
“Kita bisa pakai kartu internet beberapa jam, tapi tidak sebagus jaringan biasa. Kita juga tidak punya listrik. Kalau ada, lemah sekali sehingga saya tidak bisa mengisi daya ponsel saya untuk terhubung ke luar. dunia,” kata Rama.
Saat malam tiba, jangkauan telepon dan internet terputus di sebagian besar Jalur Gaza setelah jet tempur ‘Israel’ menembaki sebuah gedung milik Perusahaan Telekomunikasi Palestina, menurut kantor berita Turkiye Anadolu.
‘Israel’ memerintahkan warga sipil di Gaza untuk mengevakuasi lingkungan di utara provinsi tersebut dan mengklaim pasukannya menargetkan infrastruktur dan anggota Hamas, namun Ayed Abu Eqtaish dari kelompok hak asasi manusia Pembela Palestina mengatakan pemboman tersebut menargetkan rumah dan infrastruktur sipil.
Sedikitnya 1.200 orang di pihak Zionis ‘Israel’ tewas sejak serangan mendadak kelompok perlawanan Palestina Hamas pada hari Sabtu dini hari.
Sementara jumlah korban syahid dari pihak Palestina meningkat menjadi 900 orang, sementara korban luka-luka mencapai 4.500 orang, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.*