Hidayatullah.com — Baru-baru ini ramai di sosial media kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satrio terhadap David, anak salah satu pengurus Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor Jonathan Latumahina.
Viralnya kasus penganiayaan tersebut lantas mengungkap gaya hidup pelaku, diduga anak pejabat Ditjen Pajak, yang kerap kali memamerkan kendaraan mewah di akun sosial medianya.
Kasus penganiayaan David turut diunggah salah satu akun Twitter @LenteraBangsaa_. Akun itu menarasikan bahwa penganiayaan yang terjadi pada Senin (20/02/2023) berawal dari korban yang masih SMA saat itu bermain di rumah temannya mendapat pesan dari mantan pacar korban yang mau mengembalikan kartu pelajar.
Korban lantas membagikan lokasinya (shareloc). Menaiki mobil Jeep Rubicon hitam, Mario kemudian mendatangi korban bersama dengan tiga orang lainnya dan mengajak korban ke sebuah gang kosong.
Di sana korban dianiaya oleh 2 orang pelaku yang saat ini berhasil ditangkap dan ditahan di Polsek Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Menurut akun tersebut, korban mengalami luka serius di bagian muka dan masih koma. “Korban mengalami luka serius bagian muka sebelah kanan, kemudian dilarikan ke RS Medika oleh ayah teman korban. Kondisi saat ini korban belum sadarkan diri,” tulis akun tersebut.
“Korban atas nama David dan Pelaku utama bernama Mario Dandy Satriyo menggunakan kendaraan Rubicon B 120 DEN (plat aslinya B 2571 PBP). Pelaku utama merupakan lulusan Taruna Nusantara,” lanjutnya.
Pelaku penganiayaan ternyata kerap mengunggah konten dan memamerkan kendaraan mewah di sosial medianya.
Mario Dandy Satrio yang memiliki 9.295 pengikut di akun Tiktok @mariodandys, sering mengunggah video pendek yang memamerkan kendaraan mewah mulai mobil jeep Rubicon hingga Harley Davidson.
Mengenai kabar yang beredar di sosial media bahwa pelaku penganiayaan merupakan anak pegawai Ditjen Pajak (DJP) Kementerian Keuangan. Stafsus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo telah mengonfirmasi kabar tersebut.
“Orang tuanya (pelaku) salah satu pejabat eselon 3 di lingkungan Kanwil Jakarta Selatan II,” ujar Yustinus, dilansir CNNIndonesia.*