Hidayatullah.com– Tentara Jerman mengatakan prajurit terakhirnya sudah kembali pulang setelah 10 tahun menjalani misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Mali, karena junta militer negara tuan rumah tidak lagi menginginkan kehadiran mereka.
MINUSMA, akronim dari bahasa Prancis nama misi pasukan internasional di bawah komando PBB di Mali untuk menstabilkan situasi keamanan di negara itu dimulai pada tahun 2013. MINUSMA dibentuk karena Mali menghadapi perlawanan dari kelompok Muslim bersenjata. Total ada 53 negara yang berpartisipasi dalam MINUSMA.
Junta militer Mali, yang merebut kekuasaan lewat kudeta tahun 2020, meminta pasukan MINUSMA angkat kaki karena upaya mereka memberantas kelompok Muslim bersenjata tidak berhasil dan justru menjadi bagian dari masalah. Junta kemudian memilih menjalin kerja sama keamanan dengan Rusia, yang mendatangkan pasukan bayaran lewat Wagner Group.
PBB secara resmi mengakhiri misi dengan seremoni khusus di ibu kota Bamako, hari Senin (11/12/2023).
“Kami pulang dengan bangga atas apa yang telah kami capai, serta dengan pandangan jernih mengenai batasan tindakan yang dapat kami lakukan,” kata pemimpin MINUSMA El Ghassim Wane, seperti dilansir DW.
Wane mengatakan “fase likuidasi” yang melibatkan penyerahan perlengkapan kepada otoritas militer Mali akan dimulai setelah penarikan pasukan selesai pada 1 Januari 2024.
Jerman mengerahkan total 20.000 personel selama misi MINUSMA – penempatan pasukan Bundeswehr di luar negeri terbesar kedua setelah pengiriman pasukan ke Afghanistan bersama NATO pimpinan Amerika Serikat.
Kantor berita Jerman DPA melaporkan bahwa pada hari Senin 160 tentara Jerman dari kontingen terdiri dari 1.000 tentara masih berada di Mali. Sebanyak 120 lainnya masih berada di negara tetangga Niger.
Tentara Jerman, yang meninggalkan barak lapangan Bundeswehr Camp Castor di kota Gao pada hari Selasa, dilaporkan akan singgah di pantai Atlantik sebelum kembali ke pangkalan udara Wunstorf di negara bagian Niedersachsen, Jerman, pada akhir pekan ini.
Camp Castor merupakan basis pasukan Jerman selama misi MINUSMA.
Dilansir DW hari Selasa (12/12/2023), Bundeswehr mengatakan konvoi pembawa perlengkapan militer Jerman tertahan di pabean di perbatasan Mali-Niger. Peralatan perang lain yang masih ditinggal di Camp Castor akan dibawa pulang ke Jerman oleh kontraktor swasta.
Selama 10 tahun misi MINUSMA, PBB berusaha mempertahankan jumlah tentara dan polisi sekitar 15.000 ditempatkan di Mali. Sekitar 180 anggota pasukan penjaga perdamaian PBB kehilangan nyawa mereka selama periode tersebut, sebagian besar dibunuh oleh milisi Muslim yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda atau kelompok yang disebut ISIS alias IS.
Mali adalah salah satu penugasan Bundeswehr yang paling mematikan. Dua pilot Jerman tewas di sana dalam kecelakaan helikopter pada tahun 2017, dan 12 lainnya terluka dalam serangan bom bunuh diri pada tahun 2021.*