Hidayatullah.com–Muhammadiyah dalam memasuki abad ke-2 menegaskan posisinya sebagai persyarikatan yang konsen pada pembentukan peradaban utama. Hal itu setidaknya termuat dalam Laporan Pertanggungjawaban pimpinan pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 di gedung Sportarium, Universitas Muhammadiyah Jogjakarta, Minggu (4/7).
Itu kemudian jadi tema pada Muktamar Muhammadiyah kali ini, yaitu “Gerak Melintasi Zaman; Dakwah dan Tajdid Menuju Peradaban Utama.” Dijelaskan, gerakan dakwah dan tadjid yang dilaksanakan Muhammadiyah berangkat dari spirit kelahirannya, sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah tahun 1912, yaitu menyebarluaskan dakwah dan memajukan tadjid ajaran Islam ke seluruh Indonesia.
Gerakan tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan peradaban utama atau peradaban masyarakat Islam yang benar. Lebih jelas, peradaban utama tersebut adalah peradaban khairul ummah (umat yang terbaik). Muhammadiyah mengharapkan, peradaban itu bisa berkembang lebih luas hingga menyinari kehidupan manusia secara universal agar terciptanya Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin.
Untuk mewujudkan itu, Muhammadiyah setidaknya menghadapi dua tantangan, baik skala nasional maupun internasional. Tantangan terberat adalah alam Muhammadiyah berada di dalam fase postmodern dan era globalisasi dengan segala dinamikanya.
Karena itu, Muhammadiyah akan melakukan revitalisasi seluruh potensi Muhammadiyah. Revitalisasi itu di antaranya dalam bidang ideologi, kepribadian, khittah, maupun dalam ranah organisasi; sumber daya manusia, amal usaha, program, kegiatan, relasi, dan infrastruktur. [ans/hidayatullah.com]