Hidayatullah.com–Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan bahwa intervensi militer secara sepihak oleh Amerika Serikat akan menjadi suatu kesalahan. Menurut Obama, situasi di Suriah lebih rumit dari Libya. Demikian dilansir BBC.
Dalam konferensi pers, Selasa (7/3), Obama mengatakan bahwa masyarakat internasional tidak mampu untuk menggalang dukungan melawan rezim Suriah seperti halnya di Libya.
Presiden Obama telah berupaya untuk menggunakan sanksi internasional dan kebijakan isolasi politik guna menekan rezim Bashar Al Assad.
Sumber-sumber diplomatik mengatakan bahwa Amerika Serikat akan merancang resolusi baru di Dewan Keamanan PBB yang menyerukan diakhirinya kekerasan di Suriah dan menuntut pasukan Al Assad menghentikan penggunaan senjata.
Kepada Associated Press (AP), sumber diplomasi tersebut mengatakan bahwa rancangan resolusi yang baru akan dibahas pada pertemuan yang dihadiri oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris dan Prancis, serta ditambah dengan dengan Maroko dan perwakilan Arab lainnya.
Sebelumnya, Rusia telah menyatakan bahwa negara-negara Barat seharusnya tidak mengharapkan perubahan sikap Rusia terhadap Suriah, menyusul kemenangan Vladimir Putin dalam pemilu presiden.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, “Sikap Rusia terhadap penyelesaian konflik di Suriah tidak berdasarkan pada pemilu di Rusia. Ini bertentangan dengan apa yang dilakukan Barat.”
“Sikap Rusia tidak ada hubungannya dengan politik dalam negeri.”
“Solusi kami untuk mengakhiri konflik internal di Suriah berdasarkan pada hukum internasional dan Piagam PBB,” katanya lebih lanjut, dimuat BBC.
Di sisi lain, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan meminta agar pemerintah Suriah segera membuka jalan bantuan kemanusiaan untuk warga sipil yang menjadi korban kekerasan.
“Jalan untuk mengangkut bantuan kemanusiaan harus segera dibuka,” ujar Erdogan.*