Hidayatullah.com– Niger mengatakan penarikan semua pasukan Prancis dari negaranya akan tuntas pada 22 Desember
Dilansir AFP, hari Rabu (13/12/2023) penguasa mili negara itu sudah mengakhiri kerja sama pertahanan dengan Prancis, yang sejak dulu merupakan mitra keamanannya.
Sebelumnya Presiden Emmanuel Macron pernah mengumumkan bahwa pasukan Prancis akan meninggalkan Niger pada akhir tahun ini, dengan kontingen pertama angkat ransel pada bulan Oktober.
“Pada 22 Desember, semua tentara Prancis sert logistik mereka akan meninggalkan Niger untuk selamanya,” kata militer Niger dalam sebuah pernyataan.
Sejauh ini penarikan pasukan dilakukan secara terkoordinasi dan aman, imbuhnya.
Menurut media Niger sebanyak 1.346 tentara Prancis dan 80 persen perlengkapan logistik mereka sudah keluar dari Niger, saat ini masih 157 prajurit tersisa.
Setelah mendongkel Presiden Mohamed Bazoum lewat kudeta, penguasa militer Niger menghentikan kerja sama keamanan dengan negara-negara Barat. Pada saat bersamaan mereka menjalin hubungan yang lebih erat dengan penguasa militer di negara tetangga Mali dan Burkina Faso.
Ketiga negara di kawasan Sahel itu sejak lama menghadapi gangguan keamanan dari kelompok bandit bersenjata dan milisi yang berkaitan dengan Al-Qaeda dan ISIS.
Negara-negara di Afrika Barat pekan lalu sepakat untuk tetap memberlakukan sanksi kepada Niger, guna mendesak percepatan pengembalian kekuasaan ke tangan sipil.