Hidayatullah.com—Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Lampung, Ahmad Mufti Salim mengajak mubaligh Gus Miftah duduk bareng mengkaji kitab Ahlus Sunnah Wal Jamaah setelah pendakwah berambut gondrong itu menuduh PKS identik dengan wahabi.
“Ngawur ini (ucapan) Gus Miftah. Sudah cara menerjemahkannya gak bener, cara mentafsirkannya juga gak komprehensif,” ujar Ketua DPW PKS Lampung Ahmad Mufti Salim, dalam unggahan video di instagram pribadinya @mas.mufti pada Selasa (16/1/2024).
Sebelumnya, dalam seniaj pernyataan terbarunya, Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah dinilai sudah menyudutkan PKS dalam acara pengajian akbar di Lapangan Cipta Karya Kalianda,Lampung Selatan, Jumat (12/01/2024) malam.
Dalam acara di depan ribuan orang dan turut dihadiri langsung dua tokoh nasinonal, Ketua PP PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan itu Gus Miftah menanyakan kepada peserta pengajian, apakah NU menyenangkan apa memperingatkan.
Saat itu massa yang mayoritas ibu-ibu menjawab “menyenangkan”. “NU itu menyenangkan atau menakut-nakuti?”, tanya Gus Miftah lagi.
Lagi-lagi dijawab jamaah “menyenangkan”. Hingga, keluarlah pernyataan Gus Miftah yang menyudutkan PKS.
“Dakwahnya yang menyenangkan di Indonesia itu ada di ahlusunnah wal jamaah. Yang namanya Nahdlatul Ulama (NU). Sementara sebaliknya, yang nakut-nakuti dan banyak yang ngasih peringatan itu di Indonesia itu identik dengan wahabi. Menyenangkan itu NU, yang sukanya menakut nakuti wahabi. Wahabi itu di Indonesia identik dengan PKS. Makanya saya tidak yakin, kalau orang NU bisa maju bareng dengan PKS,” paparnya.
Atas pernyataan tersebut, Ahmad Mufti Salim yang juga alumnus Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta “menantang” Gus Miftah mengklarifikasinya dengan mengaji kitab bareng dan duduk bersama.
“Yuk, kita ngaji bareng, bagaimana cara yang benar menafsirkan ayat itu, Gus Miftah yang salah atau saya yang salah memahami ayat itu. Karena PKS itu tidak seperti itu. Ini tantangan buat Gus Miftah mudah-mudahan segera di jawab,” ujarnya.
Mufti Salim berharap Miftah menyempatkan waktu datang kembali ke Lampung menemuinya dan dapat membuktikan klaim yang dinilai sepihaknya tersebut, dengan sama-sama membuka tafsir kitab ahlusunnah wal jamaah di depan para ulama dan Ketua MUI Lampung untuk membuktikan siapa yang salah menafsirkan.
Masih menurut Mufti Salim, ungkapan yang disampaikan Miftah dalam ceramah tersebut dianggapnya dapat dikategorikan ucapan hoaks, memfitnah dan perbuatan tidak menyenangkan karena dapat merusak citra nama baik PKS selama ini.
Pasalnya, segala penilaian Gus Miftah ternyata salah menerjamahkan, keliru menafsirkan, sangat tidak berdasar serta diucapakan secara tidak konprehensif.
“Bismillah, dakwah boleh dilakukan dengan berdebat, dengan cara yang lebih baik, Tantangan ini semata-mata untuk menghadirkan kebaikan di kalangan ummat, agar tidak terjadi adu domba,”ucapnya.
Mufti yang juga mengaku langkah tegasnya ini sebagai bentuk pertanggungjawabannya sebagai perwakilan dari PKS, serta merasa terpanggil untuk meluruskan, mengupas dan mempertanggungjawabkan pernyataan Gus Miftah, yang dianggap meresahkan seluruh lapisan masyarakat tersebut.
“Sungguh miris karena ucapan itu dilontarkan Gus Miftah dan hal itu mengarah pada (upaya) memecah (belah) persatuan, kesatuan serta ukhuwah bangsa dan negara khususnya dikalangan umat islam itu sendiri,”pungkas Mufti Salim.*/insanares