Hidayatullah.com—Situs pembocor aneka macam rahasia, WikiLeaks, hari Rabu (21/10/2015) mengatakan menyimpan surat-surat elektronik pribadi Direktur CIA John Brennan dan akan mempublikasikannya.
Klaim itu dikemukakan tidak lama setelah muncul kabar di media bahwa seorang peretas remaja telah berhasil masuk ke akun AOL bos intelijen Amerika Serikat itu dan mengambil surat-surat elektronik serta data pribadinya.
FBI dan Secret Service sedang menyelidiki klaim tersebut, yang, jika benar, akan menjadi hal sangat memalukan bagi lembaga intelijen Amerika Serikat setelah serangkaian kebocoran besar sebelum ini.
“Pengumuman: Kami telah memperoleh konten dari akun email Kepala CIA John Brennan dan akan merilisnya segera,” kata WikiLeaks lewat akunnya di Twitter, seperti dikutip AFP.
Akun itu sudah diverifikasi oleh Twitter sebagai milik dari WikiLeaks, yang diduga dikendalikan oleh pendirinya Julian Assange.
Awal pekan ini New York Post melaporkan bahwa seorang hacker, yang menggambarkan dirinya sebagai seorang remaja Amerika pelajar sekolah menengah, telah mengontak para wartawan untuk memaparkan hasil retasannya.
Menurut peretas itu, email-email pribadi Brennan berisi file-file rahasia, termasuk file 47 halaman berisi permohonan untuk mendapatkan security clearance.
Lewat akunnya @phphax, dia menampilkan sejumlah gambar yang telah diedit yang sepertinya informasi milik pemerintah.
Pemilik akun Twitter itu mengaku sebagai ramaja berusia 13 tahun, dan mendukung perjuangan Palestina.
Beberapa tahun belakangan pemerintah Amerika Serikat dibuat malu dengan bocornya informasi-informasi rahasia baik berupa file milik pemerintah maupun informasi pribadi para pejabat tingginya.
Sejumlah pejabat senior juga dihujani kritik karena dianggap tidak becus melindungi informasi sensitif serta dokumen-dokumen rahasia yang seharusnya dijaga ketat.
Pensiunan jenderal mantan bos CIA David Patreaus ditekan untuk mengakui kesalahannya karena tidak cakap dalam menyimpan dokumen rahasia, setelah terbongkar ke publik bahwa dia meminjamkan catatan hariannya saat memimpin pasukan AS di Afghanistan kepada seorang wanita selingkuhannya.
Belum lama ini kandidat calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, juga dihujani kecaman setelah mengaku bahwa dia menggunakan akun email pribadi saat bertugas sebagai menteri luar negeri. Istri bekas presiden Bill Clinton itu beralasan dirinya lebih nyaman menggunakan akun email pribadi dibanding akun email dinas.*