Hidayatullah.com– Inflasi mendorong penurunan sampah makanan di Prancis, menurut hasil survei terbaru. Di satu sisi ini merupakan kabar baik karena sampah berkurang, tetapi dari sisi perekonomian mengkhawatirkan karena berarti masyarakat sedang berhemat bahkan untuk makan.
Pada tahun 2023 inflasi di Prancis mencapai 4,9 persen sehingga rumah tangga di negeri itu harus mengontrol ketat anggaran pangan mereka, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh perusahaan kredit konsumen Cetelem milik BNP Paribas seperti dilansir AFP Senin (5/2/2024). Akibatnya, terjadi penurunan sampah makanan di 87 persen rumah tangga.
“Sampah makanan, jika Anda mau, bisa dikatakan menjadi korban inflasi kuat pada produk-produk makanan,” kata ekonom BNP Flavien Neuvy perihal hasil survei, yang bertanya kepada responden warga dari Prancis dan 9 negara Eropa lain bagaimana mereka menghadapi inflasi.
Secara umum, rumah tangga lebih memperhatikan anggaran mereka pada 2023, terutama pengeluaran untuk belanja makanan. Satu dari tiga responden Eropa mengaku makan lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
Di Prancis angka itu lebih tinggi, di mana 41 persen responden mengaku makan lebih sedikit pada 2023 dibandingkan 2022.
Secara keseluruhan, 55 persen responden Eropa mengaku membeli lebih sedikit daging atau ikan guna mengurangi pengeluaran, dan 49 persen mengaku mengurangi jumlah produk organik yang mereka beli. Sebagaimana diketahui harga bahan makanan organik lebih mahal dibandingkan non-organik.
Survei menunjukkan bahwa inflasi dirasakan lebih keras bagi penduduk di belahan selatan Eropa dibandingkan penduduk di belahan utara, dengan 81 persen responden di Portugal mengaku merasakannya sementara hanya 55 persen responden di Prancis yang mengaku merasakan dampak inflasi.
Bagi 87 persen responden Eropa masalah dampak inflasi lebih mengkhawaitrkan dibandingkan perubahan iklim atau konflik internasional. Sederhananya, lagi-lagi urusan perut merupakan kekhawatiran terbesar bagi masyarakat.*