Hidayatullah.com – Produk Domestik Bruto (PDB) “Israel” menyusut hampir seperlima pada kuartal terakhir tahun 2023, dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya, lansir TRT World (20/02).
Secara keseluruhan, PDB “Israel” tumbuh 2,0 persen pada tahun 2023, lebih rendah dari proyeksi 2,3 persen yang dibuat oleh Bank of Israel setelah pecahnya perang pada bulan Oktober, ungkap Biro Pusat Statistik pada hari Senin.
Namun, penurunan 19,4 persen pada kuartal terakhir disebabkan oleh skala dampak perang Gaza yang sedang berlangsung terhadap perekonomian negara.
Ini adalah kuartal terburuk bagi ekonomi “Israel” dalam hal PDB per kapita sejak kuartal pertama pandemi Covid pada awal 2020.
Ekspor turun 18,3 persen dan impor turun 42,4 persen, sebagian dipicu oleh maskapai penerbangan yang menghentikan penerbangan dan pelayaran internasional yang menghindari Laut Merah setelah Houthi mulai menyerang kapal-kapal atas serangan brutal “Israel” di Gaza.
Negara ini juga mengalami kekurangan tenaga kerja besar-besaran dan runtuhnya industri pariwisata sejak pecahnya perang.
Melarang Pekerja Palestina
“Israel” telah melancarkan serangan mematikan ke Gaza setelah serangan Hamas yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.
Serangan penjajah “Israel” berikutnya telah menewaskan hampir 29.092 warga Palestina dan melukai sekitar 69.028 orang dengan kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan.
Agresi “Israel” di Gaza telah mendorong 85 persen populasi wilayah tersebut ke dalam pengungsian internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Entitas Zionis telah memanggil lebih dari 300.000 tentara cadangan dalam beberapa hari setelah 7 Oktober, dan pemerintah segera melarang masuknya setidaknya 160.000 pekerja Palestina yang merupakan sebagian besar tenaga kerja konstruksi dan pertanian.*
Baca juga: Krisis Tenaga Kerja, ‘Israel’ Rekrut Puluhan Ribu Pekerja asal India