Hidayatullah.com–Untuk pertama kalinya dalam sejarah hari Senin (30/9/2019) Sudan menggelar pertandingan sepakbola liga wanita, di stadion Khartoum. Terdengar teriakan “sipil berkuasa” dari kursi penonton.
Mervat Hussein, pimpinan asosiasi sepakbola wanita Sudan yang menonton laga bersejarah hari Senin itu, mengatakan kepada BBC bahwa itu merupakan “peluang nyata.”
“Banyak pemain sudah menantikan momen ini dan ini akhirnya kesempatan bermain sepakbola ini menjadi nyata,” kata Hussein.
Pemandangan seperti itu tidak terbayangkan semasa pemerintahan Omar al-Bashir, setelah negara itu mengadopsi hukum syariah pada 1983.
Pemerintahan Bashir selama 30 tahun berakhir pada April 2019, menyusul rangkaian aksi protes rakyat selama berbulan-bulan yang menuntut penurunan harga roti dan bahan pokok lain.
Sudan mengalami kesulitan ekonomi dan keuangan menyusul pemisahan diri Sudan Selatan, di mana terdapat sebagian besar sumur dan ladang minyak yang menjadi sumber utama devisa negara itu berada.*