Hidayatullah.com– Perdana Menteri Peru Alberto Otárola mengundurkan diri menyusul tuduhan bahwa dirinya berusaha menggunakan pengaruhnya untuk membantu seorang wanita mendapatkan kontrak dalam proyek-proyek pemerintah.
Skandal tersebut mencuat pekan lalu, ketika salah satu stasiun televisi Peru menayangkan rekaman suara berisi percakapan yang konon antara kedua orang itu, PM Alberto Otárola dan wanita tersebut.
Otárola, 57, membantah melakukan kesalahan, lansir BBC Rabu (6/3/2024).
Penyelidikan resmi sudah dimulai atas tuduhan-tuduhan tersebut.
Menurut program televisi Panorama, yang pertama kali mengabarkan skandal itu pada akhir pekan, wanita yang berbincang-bincang dengan Otárola itu adalah Yaziré Pinedo, gadis berusia 25 tahun.
Pinedo dikabarkan mendapat dua kontrak di Kementerian Pertahanan pada 2023 yang membuatnya kebanjiran uang total 53.000 sol ($14,000).
Otárola menjabat menteri pertahanan sampai akhir 2022, ketika Presiden Dina Boluarte menjabat dan dia mendapatkan promosi.
Dalam rekaman audio itu, Otárola terdengar mengutarakan cinta kepada wanita muda itu dan memintanya untuk mengirimkan CV.
Rekaman tersebut bertentangan dengan pernyataan sebelumnya yang disampaikan Otárola bahwa dia hanya pernah berjumpa dengan Pinedo satu kali dalam sebuah pertemuan.
Pinedo sendiri hari Selasa (5/3/2024) kepada stasiun televisi Canal N mengatakan bahwa dirinya pernah menjalin hubungan dengan Otàrola tetapi tidak lama.
Keduanya mengatakan rekaman audio itu berasal dari pembicaraan tahun 2021 – sebelum Otárola menjabat menteri dalam kabinet.
Menyusul terbongkarnya skandal itu, Presiden Boluarte meminta Otárola pulang lebih cepat dari lawatannya ke Kanada, dan pengunduran dirinya menyusul kemudian.
“Mereka yang selalu ingin saya keluar dari pemerintahan… tidak ragu untuk mengedit rekaman suara dengan maksud terselubung mencemari citra saya,” kata Otárola dalam pidato pengunduran dirinya.
Menurut peraturan perundang yang berlaku di Peru, semua 18 menteri anggota kabinet harus mengikuti bos mereka mengundurkan diri, tetapi presiden diperbolehkan untuk mengangkat kembali mereka sebagai menteri jika berkenan.
Perombakan kabinet bukan hal aneh di pemerintah Peru. Sejak menjabat presiden, Boluarte sudah berkali-kali memerintahkan pergantian menteri sebagai upaya mendepak pihak-pihak yang tidak sejalan dengan dirinya.*