Hidayatullah.com– Jepang berambisi menjadi salah satu oemain kunci dalam industri ruang angkasa dan untuk itu pemerintah menyiapkan dana 1 triliun yen ($6,47 miliar) untuk mencapai tujuan tersebut.
Dana itu akan dikelola oleh Japan Aerospace and Exploration Agency (JAXA) untuk periode 10 tahun yang akan dipakai untuk mendukung inovasi teknologi oleh berbagai perusahaan dan perguruan tinggi.
Paling cepat awal musim panas tahun ini, JAXA akan mencari organisasi-organisasi swasta yang memiliki keahlian untuk mewujudkan ambisi itu, yang diharapkan akan mulai digarap akhir tahun anggaran ini.
Beragam proyek sudah dipikirkan untuk digarap oleh Jepang, termasuk membuat jaringan komunikasi berdasarkan konstelasi satelit dengan alokasi dana 95 miliar yen dan pengembangan teknologi sehingga roket semakin sering dapat diluncurkan ke luar angkasa dengan biaya murah dengan alokasi dana 15,5 miliar yen.
Tahun lalu Jepang merevisi Basic Plan on Space Policy guna memasukkan perluasan bisnis luar angkasa domestik dari 4 triliun yen pada 2020 menjadi 8 triliun di awal 2030-an.
Atsushi Uchida, seorang peneliti di Mitsubishi Research Institute, menyambut baik pengumuman pemerintah tentang dana tersebut.
“Perusahaan-perusahaan dan universitas-universitas sangat mengharapkan dana itu karena akan memungkinkan mereka untuk merumuskan rencana riset jangka panjang,” kata Uchida, seperti dikutip Asahi Shimbun, seraya menegaskan bahwa pengembangan dan implementasi teknologi di bidang ruang angkasa seringkali membutuhkan waktu yang lama.
Perusahaan jasa keuangan asal Amerika Serikat Morgan Stanley memperkirakan industri ruang angkasa global akan tumbuh lebih dari $1 triliun pada 2040, atau tiga kali lebih besar dibandingkan tahun 2020.
Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan swasta seperti SpaceX yang dikelola Elon Musk dan perusahaan lain sejak beberapa tahun silam diajak bermitra untuk menggarap proyek yang dulu dikerjakan sendiri oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Jepang hanya meluncurkan dua roket ke ruang angkasa tahun lalu. Sementara Amerika Serikat pada 2023 meluncurkan 108 roket dan China 68 roket.
JAXA, yang tugas utamanya melakukan penelitian dan pengembangan, sekarang diberi amanah untuk menjadikan Jepang sebagai salah satu yang terdepan dalam bisnis ruang angkasa.*