Hidayatullah.com – Pemerintah Palestina di Gaza mengatakan bahwa entitas Zionis Israel “menyebarkan berita palsu” tentang penargetan para pemimpin Hamas untuk mengalihkan perhatian dari serangan mematikan mereka di tenda pengungsi Palestina di Al-Mawasi, Khan Younis.
Menurut Kantor Media Gaza pada Sabtu (13/07), Israel telah “berulangkali mempraktikan kebijakan menipu sejak awal serangannya, dalam upaya untuk menutupi kegagalan dan kejahatannya terhadap warga sipil dan para pengungsi, terutama di antara anak-anak dan perempuan.”
Kantor tersebut juga mengutuk apa yang disebutnya sebagai “penggunaan penipuan media oleh Israel, menyebarkan berita palsu, rumor, dan kebohongan dalam upaya untuk mengalihkan perhatian dari kejahatan yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.”
Mereka menyatakan bahwa Israel dan AS “bertanggung jawab penuh atas berlanjutnya pembantaian warga sipil yang mengerikan ini dan karena menggunakan penipuan media sebagai sarana untuk mengalihkan perhatian publik dari kebenaran dan menceritakan narasi yang dibuat-buat dan tidak benar.”
Pemerintah Palestina di Gaza juga menyerukan kepada masyarakat internasional, PBB, kelompok-kelompok internasional, dan semua negara di dunia untuk menekan Israel dan AS “untuk menghentikan genosida dan pertumpahan darah yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan secara hukum mengejar Israel.”
Hanya klaim, tak ada bukti
Serangan pada Sabtu pagi itu menewaskan lebih dari 71 warga Palestina dan melukai 289 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Setelah serangan tersebut, harian Israel Hayom mengklaim, tanpa memberikan bukti apapun, bahwa tujuan utama serangan udara tersebut adalah untuk menghabisi Mohammed Deif, panglima tertinggi Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas.
Radio Angkatan Darat ‘Israel’ juga mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan “tokoh penting” di Hamas, namun hasilnya tidak diketahui.
Penjajah ‘Israel’, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah-tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak operasi perlawanan 7 Oktober oleh pejuang Palestina Hamas.
Lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 88.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari sembilan bulan sejak serbuan ‘Israel’, sebagian besar wilayah Gaza berada dalam reruntuhan di tengah-tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
‘Israel’dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terakhirnya memerintahkan untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, di mana lebih dari 1 juta orang Palestina telah mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei lalu.*